MERAIH KEMENANGAN DENGAN CARA YANG BENAR
Kondisi ummat Islam dewasa ini sungguh amat memprihatinkan. Berbagai cobaan telah menimpa mereka. Penindasan, pembantaian, pemrkosaan, dan pengusiran telah menggoncangkan negeri-negeri mereka. Wajah-wajah pucat pasi dan penuh rasa pesimis ditemukan di berbagai tempat, seolah-olah kemenangan Islam hanyalah impian.
Melihat fenomena semacam ini, sangat disayangkan ternyata di dalam kubu ummat Islam terjadi perbedaan sikap. Ada yang hanya bisa menjerit dan meratapi keadaan tanpa bisa berbuat apa-apa, ada yang malah menutup mata karena merasa bukan urusannya. Ada juga yang bermodal semangat tanpa ilmu membangkitkan ummat Islam untuk bergerak dengan seribu satu cara, tidak peduli, benar atau salah yang penting tercapailah cita-cita. Sehingga bukan kemenangan yang diraih tapi malapetaka semakin merajalela, lalu bagaimana solusinya ?
Ada beberapa cara yang benar untuk meraih kemenangan ummat Islam yang harus segera dilakukan.
Pertama, Bersatu di atas satu jalan di bawah naungan Al-Qur'an dan Al-Hadits yang shahih dengan mengikuti contoh para shahabat Nabi dalam memahami dan mengamalkannya. Prinsip ini berpijak pada Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 102: "Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah (agama Islam) dan jangan berpecah belah."
Nabi juga telah memberi wasiat kepada para shahabatnya tentang prinsip yang harus tetap mereka pertahankan sepeninggal beliau: "Sesungguhnya, siapapun dari kalian yang masih hidup (sepeninggalku), maka ia akan melihat banyak perselisihan. Untuk itu wajib atas kalian berpegang teguh dengan tali sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk, pegang;ah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham. Disamping itu, hendaklah kalian menjauhi prkara-perkara baru dalam agama, karena setiap perkara baru dalam agama itu adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat." (H.R. Abu Dawud dan Ima Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' nomor 2546).
Mendengar wasiat ini bergetarlah hati mereka, tanpa disadari air mata merekapun bercucuran, sungguh berat beban yang harus mereka pikul apalagi tanpa didampingi oleh Nabi yang sangat mereka cintai. Namun mereka tidak larut dalam kesedihan. Dengan gagah berani mereka bangkit melaksanakan wasiat Nabinya, menegakkan sunnah memberantas bid'ah. Akhirnya Islam menjadi jaya di masa mereka. Tidakkan kita berusaha mencontoh mereka ?
Kedua, Beriman dan beramal shalih. Prinsip ini mengacu pada firman Allah Surat An-Nur ayat 55 yang artinya: "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih di antara kalian, bahwa Dia akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan ummat sebelumnya berkuasa, agama yang diridhoi-Nya akan dimenangkan, keadaan mereka yang ketakutan akan diganti dengan rasa aman. Mereka tetap menyembah-Ku dan tidak berbuat syirik. Barangsiapa tetap kafir setelah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
Untuk mencapai target maksimal pelaksanaan prinsip yang kedua ini, kita harus segera melakukan dua program. Program Tashfiyyah (pemurnian syariat Islam) dan program Tarbiyyah (pendidikan Islam). Program Tashfiyyah dititikberatkan pada pemberantasan syirik, bid'ah dan maksiat yang masih meracuni keyakinan dan amal perbuatan ummat Islam. Sedangkan program Tarbiyyah dititikberatkan pada materi dan sistem pendidikan yang dikaitkan dengan syariat Islam sejak usia dini dan tidak terpengaruh sedikitpun dengan sistem pendidikan ala Barat. Sehingga tampillah sosok generasi Rabbani yang lurus aqidahnya, sesuai dengan sunnah amalan dan prinsipnya serta tegar dalam menghadapi segala masalah. Bila hal ini terwujud maka Allah telah berjanji: "Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (Agama) Allah, maka Allah akan menolong kalian dan mengokohkan langkah dan kedudukan kalian." (QS. MuhammadL 7).
Ketiga, Berjihad di jalan Allah dengan harta dan nyawa di bawah bendera Al-Qur'an dan Sunnah shahihah. Bila ummat Islam telah mencontoh para shahabat Nabi dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah lalu berusaha mencetak generasi Rabbani yang tangguh, maka langkah selanjutnya adalah merapikan barisan dan mempersiapkan segala kekuatan untuk berjihad menegakkan agama Allah di muka bumi melawan hawa nafsu, melawan syaithan, melawan orang-orang kafir dan munafiq dengan harta dan nyawa kita sampai Allah Ta'ala membei kemenangan. Nabi mengingatkan: "Bila kalian (lebih senang) berjual beli dengan sistem Riba, memegang ekor-ekor sapi, bercocok tanam dan tidak mau berjihad, niscaya Allah akan timpakan kehinaan atas kalian dan dia tidak akan mencabut kehinaan itu, sampai kalian mau kembali ke jalan (Agamamu)." (H.R. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Albani dan As-Shahihah nomor 11).
Hadits ini menyoroti keadaan ummat Islam yang terbuai dengan gemerlapnya dunia, melupakan ajaran agama dan sudah tidak peduli dengan jihad di jalan Allah sehingga mereka diinjak-injak oleh musuh tanpa terasa dan tanpa dapat berbuat apa-apa. Beliau lalu memberikan solusinya dengan kembali ke jalan agama yang benar dan berjihd di jalan Allah sampai meraih kemenangan.
Tiga prinsip inilah yang harus dijalankan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, senantiasa berdoa dan bertawwakal kepada Allah Ta'ala agar kemenangan ummat Islam segera menjadi kenyataan, bukan sekedar impian. Ya allah, Tuhan kami ! Karuniakanlah kami kesabaran, kokohkan langkah dan kedudukan kami dan tolonglah kami untuk segera mengalahkan orang kafir! Wallahu Musta'an !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar