Sabtu, 04 Februari 2012

KEMATIAN HATI

KEMATIAN HATI
BY.KH Rahmat Abdullah, Ketua Yayasan Iqro'

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.
Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat
merindukan kekasih.
Sayang.......ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera
pergi
Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.
Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama.
Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan.
Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.
Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin hanya untuk berhenti
pada ilmu.
Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan.
Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.
Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap
ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudhu di dingin malam,
lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat
panjang.
Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam
hatimu
tak ada apa-apa.
Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati
jernih,
Bahwa engkau adalah seorang sholeh,alim,abid lagi mujahid,
Lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.
Asshiddiq Abu Bakar Ra..... selalu gemetar saat dipuji orang.
"Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka
janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka
dan ampunilah aku lantaran ketidak tahuan mereka"
ucapnya lirih.
Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana,
Lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi.
Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya,
Bahkan sebagian menyebut-nyebutnya.
Ada orang yang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak.
Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal lalu merasa banyak amal
Dan menyalahkan orang yang beramal karena kekurangan
Atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya
Atau tidak mau kalah dan tertinggal dibelakang para pejuang.
Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu ?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing.
Begitu kerap engkau bergetar dan takut.
Sesudah pengalaman dan ilmu bertambah,
Engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar,
Semua sudah jadi biasa....tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu
Sehingga getarannya yang tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan
engkau meni'matinya ?
Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan.
Usia berkurang bannyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi.
Rasa malu kepada ALLAH...........dimana kau kubur dia ?
Diluar sana rasa malu tak punya harga.
Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah
Atau bahkan melalui penawaran langsung.
Ini potret negerimu :
228.0000 remaja mengidap putau
dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina
dan hampir separuhnya setuju remaja berhubungan seks diluar nikah
asal jangan dengan perkosaan.
Mungkin engkau mulai berfikir,
"Jamaklah bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau
laki-laki
atau sebaliknya........dicelah-celah rapat atau berdialog dalam jarak
sangat dekat
atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kuperlukan
sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh"
Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu
Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV
Thagut" menyiarkan
Segala 'kesombongan jahiliyyah dan maksiat' ?
Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan,
Karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan
" Jika ALLAH melaknat laki-laki yang berbusana perempuan
dan perempuan berpakaian laki-laki,
apa menonton akting mereka tidak dilaknat ?
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang paling berteriak
lantang
'Ini tidak islami' berarti ia paling islami ,
sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirim, tak ada ALLAH
disana ?
Sekarang engkau telah jadi kader hebat. Tak lagi malu-malu tampil
Justru engkau akan dihadang tantangan :
Sangat malu menahan tanganmu dari jabatan lembut lawan jenismu yang muda
dan segar
Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar
Dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang
Walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.
Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak melesat 1 milimiter,
Maka pada jarak 300 meter dia tidak lagi melenceng 1 milimeter lagi ?
Begitu jauhnya inhiraf dikalangan awam,
Sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.
Siapa yang mau menghargai ummat yang 'kiayi'nya membayar beberapa ratus
ribu
Kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi
Disebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan
'itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat saksiku'
dan sesudah itu ...... segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah ?
Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat
Dengan seorang perempuan muda artis penyanyi......lalu mengatakan
'ini anakku, karena kedudukan guru dalam islam adalah ayah,
bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua'
Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat
Lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah) ?
Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan itu kau masih aman
Dari kemungkinan jatuh ke lembah yang  sama ?
Apa beda seorang remaja menzinai teman sekolahnya
Dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas
da'wah-nya?
Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awan karena statusmu
Lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang
menyihir ?
Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini ?
Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Berapa besar sumbangan mereka kepada
modernisasi
Dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food
Semata-mata karena nuansa "westernnya".
Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh
Saat engkau tenggak minuman haram itu, dengan perasaan
'lihatlah, betapa Amerikanya aku'
Memang, soalnya bukan......Amerika atau bukan Amerika,
Melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai
Tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang bermerk.
Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke
kanan
Bila ia tidur di rel kereta, maka 300 juta rakyat India akan ikut
tertidur
disana.

Kini datang'pemimpin' ummat, ingin mengontrol harga diri dan gengsi ummat
dengan pameran mobil , rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang
asesori.
Saat fatwa digenderangka, telinga ummat telah tuli
Oleh dentam berita hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana.
"Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah
payah.
Bila aku bosan.....aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih
memenuhi seleraku".



wassalamu`alaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar