Selasa, 30 Oktober 2012

MAHER ZAIN - Forgive Me (2012 album)

MAHER ZAIN - Forgive Me (2012 album)





DAFTAR LAGU


01.I Love You So
02.Number One For Me
03.Mawlaya
04.My Little Girl feat. Aya Zain
05.Forgive Me
06.One Big Family
07.Assalamu Alayka
08.Paradise
09.Masha Allah
10.Radhitu Billahi Rabba
11.Freedom
12.So Soon
13.Muhammad pbuh
14.Guide Me All the Way
15.Mawlaya - Arabic Version
16.Assalamu Alayka - Arabic
17.Radhitu Billahi Rabba - Arabic

Senin, 29 Oktober 2012

Prof Dr Jeffrey Lang


Prof Dr Jefrey Lang, 

Hidayah Dari Hadiah Alquran


Prof Dr Jeffrey Lang, nama lengkapnya. Sehari-hari dia be -kerja sebagai dosen dan peneliti bidangmatematika di Uni -versitas Kansas, salahsatu universitasterkemuka di Amerika Serikat. Gelar master dan doktor matematika diraihnya dari Purdue University pada tahun 1981. Ia dilahirkan dalam sebuah ke luarga penganut paham Katolik Roma di Bridgeport, Connecticut, pada 30 Januari 1954.

Pendidikan dasar hingga menengah ia jalani di sekolah berlatar Katolik Roma selama hampir 18 tahun. Selama itu pula, menurut Lang—sebagaimana ditulis dalam catatan hariannya tentang perjalanannya mencari Islam— menyisakan banyak pertanyaan tak berjawab dalam dirinya tentang Tuhan dan filosofiajaran Kristen yang dianutnya selama ini.
‘’Seperti kebanyakan anak-anak lain di kisaran tahun 1960-an hingga awal 1970-an, saya melewati masa kecil yang penuh keceriaan. Bedanya, pada masa itu, saya sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik itu secara politik, sosial, maupun keagamaan. Saya bahkan sering bertengkar dengan banyak kalangan, termasuk para pemuka gereja Katolik,’’ paparnya.
Menginjak usia 18 tahun, Lang remaja memutuskan menjadi seorang atheis. ‘’Jika Tuhan itu ada dan Dia punya belas kasih dan sayang, lalu mengapa ada begitu banyak penderitaan di atas bumi ini? Mengapa Dia tidak masukkan saja kita semua ke dalam surga? Mengapa juga dia menciptakan orang-orang di atas bumi ini dengan berbagai penderitaan?’’ kisah Lang tentang kegelisahan hatinya kala itu. Selama bertahun-tahun, pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menggelayuti pikirannya.
Dihadiahi Alquran akhirnya Lang baru mendapat jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut ketika ia bekerja sebagai salah seorang asisten dosen di Jurusan Matematika, Universitas San Francisco. Di sanalah, ia menemukan petunjuk bahwa Tuhan itu ada dan nyata dalam kehidupan ini. Petunjuk itu ia dapatkan dari beberapa mahasiswanya yang beragama Islam.
Saat pertama kali memberi kuliah di Universitas San Francisco, Lang bertemu dengan seorang mahasiswa Muslim yang mengambil mata kuliah matematika. Ia pun langsung akrab dengan mahasiswa itu. Mahmoud Qandeel, nama mahasiswa tersebut. Dia berasal dari Arab Saudi.
Mahmoud, kata Lang, telah memberi banyak masukan kepadanya mengenai Islam. Menariknya, semua diskusi mereka menyangkut dengan sains dan teknologi. Salah satu yang pernah didiskusikan Lang dan Qandeel adalah riset kedokteran. Lang dibuat terpana oleh jawaban Qandeel, yang di negaranya adalah seorang mayor polisi.
Qandeel menjawab semua pertanyaan dengan sempurna sekali dan dengan menggunakan bahasa Inggris yang bagus.
Ketika pihak kampus mengadakan acara perpisahan di luar kampus yang dihadiri oleh semua dosen dan mahasiswa, Qandeel menghadiahi asisten dosen itu sebuah Alquran dan beberapa buku mengenai Islam.
Atas inisiatifnya sendiri, Lang pun mempelajari isi Alquran itu. Bahkan, buku-buku Islam tersebut dibacanya hingga tuntas. Dia mengaku kagum dengan Alquran. Dua juz pertama dari Alquran yang dipelajarinya telah mem buat dia takjub dan bagai terhipnotis.
‘’Tiap malam muncul beraneka ma cam pertanyaan dalam diri saya. Tapi, entah mengapa, jawabannya segera saya temukan esok harinya. Seakan ada yang membaca pikiran saya dan menuliskannya di setiap baris Alquran. Saya seakan menemukan diri saya di tiap halaman Alquran,’’ ungkap Lang.
Telaah Alquran Sebagai seorang pakar dalam bidang matematika dan dikenal sebagai seorang peneliti, penjelasan yang didapatkannya tidak langsung ia percayai begitu saja. Ia meneliti dan menelaah secara lebih mendalam ayatayat Alquran. Beberapa ayat yang membuatnya kagum dan telah membandingkannya dengan ajarannya yang lama adalah ayat 30-39 surah Albaqarah tentang penciptaan Adam.
Dalam bukunya Losing My Religion: A Call for Help, Jeffrey Lang secara lengkap menjelaskan pergulatannya dalam memahami ayat 30-39 surah Albaqarah tersebut.
‘’Saya membaca ayat tersebut beberapa kali, namun tak kunjung sanggup menangkap apa maksud Alquran,’’ ujarnya. ‘’Bagi saya, Alquran sepertinya sedang menyampaikan sesuatu yang sangat mendasar atau mungkin keliru. Lalu, saya membacanya lagi secara perlahan dan saksama, baris demi baris, untuk memastikan pesan yang di -sampaikan,’’ lanjutnya.
Ketika membaca ayat ke-30 surah Albaqarah, ‘’Dan, ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Malaikat berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi, mereka adalah orang-orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Padahal, kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan menyucikan Engkau?’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.’’ Menurut Lang, ayat ini sangat mengganggunya. ‘’Saya merasa sangat kesepian. Seakan-akan penulis kitab suci ini telah menarik diri saya ke dalam ruang hampa dan sunyi untuk berbicara langsung dengan saya,’’ ujarnya.
‘’Saya berpikir, keterangan ayat tersebut ada sesuatu yang keliru. Saya protes. Lalu, saya baca lagi. Saya amati dengan saksama. Sebab, menurut ajaran yang pernah saya dapatkan, diturunkannya Adam ke bumi bukan menjadi khalifah, tetapi sebagai hukuman lantaran dosa Adam. Namun, dalam Alquran, tidak ada satu kata pun yang menjelaskan sebab-sebab diturunkan Adam karena perbuatan dosa,’’ jelasnya.
Menurut Lang, pertanyaan yang di utarakannya sama dengan pertanyaan malaikat yang menyatakan bahwa manusia itu berbuat kerusakan.
‘’Tapi, saya merasa ada sesuatu yang lain dari keterangan ayat selanjutnya.
Allah hanya menjawab, ‘Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’ Jawaban ini terkesan sederhana dan enteng, namun mengandung makna yang dalam,’’ ungkapnya.
Lang menjelaskan, dalam Alkitab, jawaban Tuhan atas pertanyaan malaikat disampaikan tentang hukuman yang diberikan karena berbuat dosa. ‘’Penjelasan ini berbeda dengan Alquran. Alquran menjawab pertanyaan para malaikat dengan memperlihatkan kemampuan manusia, pilihan moral, dan bimbingan Ilahi.
Allah mengajarkan manusia (Adam) nama-nama benda.’’ ‘’Ayat tersebut menunjukkan kemu liaan dan kemampuan manusia yang tidak diberikan kepada malaikat,’’ ujarnya.
Bahkan, pada ayat ke-39 diterangkan, ‘’Adapun orang-orang yang tidak beriman dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka adalah penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya.’’ ‘’Saya merasa ayat ini makin kuat menyerang saya. Namun, saya semakin percaya akan kebenaran Alquran dan meyakini agama Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW,’’ jelasnya.
Islam rasional
Sekitar tahun 1980-an, belum banyak pelajar Muslim yangmenuntut ilmu di UniversitasSan Francisco. Sehingga, kalau bertemu dengan mahasiswa Muslim di area kampus, menurut Lang, itu merupakan hal yang sangat langka.
Ada cerita menarik tatkala Lang sedang menelusuri kampus. Secara tak terduga, ia menemukan sebuah ruangan kecil di lantai bawah sebuah gereja. Ruang tersebut rupanya dipakai oleh beberapa mahasiswa Islam untuk menunaikan shalat lima waktu.
Kepalanya dipenuhi tanda tanya dan rasa ingin tahu. Dia pun memutuskan masuk ke tempat shalat tersebut.
Waktu itu, bertepatan dengan waktu shalat Zuhur. Oleh para mahasiswanya, dia pun diajak untuk ikut shalat. Dia berdiri persis di belakang salah seorang mahasiswa dan mengikuti setiap gerakannya.
Dengan para mahasiswa Muslim ini, Lang berdiksusi tentang masalah agama, termasuk semua pertanyaan yang selama ini tersimpan dalam kepalanya. ‘’Sungguh luar biasa, saya benar-benar terkejut sekali dengan cara mereka menjelaskan. Masuk akal dan mudah dicerna. Ternyata, jawabannya ada dalam ajaran Islam,’’ tuturnya.
Sejak saat itu, Lang pun memutuskan masuk Islam dan mengucapkan dua kalimah syahadat. Dia menjadi seorang mualaf pada awal 1980. Ia mengaku bahwa dengan menjadi seorang Muslim, banyak sekali kepuasan batin yang didapatkannya.
Itulah kisah perjalanan spiritual sang profesor yang juga meraih karier bagus di bidang matematika. Dia mengaku sangat terinspirasi dengan matematika yang menurutnya logis dan berisi faktafakta berupa data riil untuk menda patkan jawaban konkret.
‘’Dengan cara seperti itulah, saya bekerja. Adakalanya, saya frustrasi ketika ingin mencari sesuatu, tapi tidak mendapat jawaban yang konkret. Namun, dengan Islam, semuanya rasional, masuk akal, dan mudah dicerna,’’ tukasnya.
Prof Lang saat ini ditunjuk oleh fakultasnya sebagai pembina organisasi Aso siasi Mahasiswa Islam guna menjembatani para pelajar Muslim dengan pihak universitas. Tak hanya itu, dia bah kan ditunjuk untuk memberikan ma ta kuliah agama Islam oleh pihak rektorat.
Ia menikah dengan seorang perempuan Arab Saudi bernama Raika pada tahun 1994. Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Jameelah, Sarah, dan Fattin. Selain menulis ratusan artikel ilmiah bidang matematika, dia juga telah menulis beberapa buku Islam yang menjadi rujukan komunitas Muslim Amerika. Even Angels ask: A Journey to Islam in America adalah salah satu buku best seller-nya. Dalam buku itu, dia menulis kisah perjalanan spiritualnya hingga memeluk Islam.
Beberapa tahun belakangan ini, Lang aktif pada banyak kegiatan Islami dan dia merupakan pembicara inspirasional yang paling terkenal di sebuah organi sasi pendidikan bernama Mecca Centric. Di sana, dia melayani konsultasi segala sesuatu tentang Islam ataupun kegiatan kepemudaan. [sya/dia/berbagai sumber/republika]

Sumber : http://kisahmuallaf.wordpress.com

William Suhaib Webb


William Suhaib Webb, 

Mualaf yang Menjadi Duta Islam di AS



Sebagai seorang mualaf,William Suhaib Webb mengakui tidak gampang baginya hidup di tengah masyarakat non-Muslim di AS. Namun ia berusaha untuk menunjukkan citra Islam yang sebenarnya dan menciptakan kehidupan beragama yang harmonis di tengah makin menguatnya kecurigaan dan Islamofobia di kalangan masyarakat AS.
“Sebagai mualaf yang masih berusia muda, saya tidak sepenuhnya nyaman untuk menjadi siapa saya yang sebenarnya. Saya mengadopsi budaya berbeda, dan saya tidak dibesarkan dengan budaya itu,”" kata Webb dalam wawancara telepon dengan Reuters.
Webb yang kini berusia 38 tahun, masuk Islam di awal tahun 1990-an. Keinginannya yang besar untuk menggali ilmu tentang Islam, membuatnya memutuskan untuk pergi ke Timur Tengah.
“Saya datang ke Timur Tengah dengan euforia yang tinggi dan konsep-konsep yang utopis,” tutur Webb yang sekarang menjadi imam di sebuah masjid di AS dan mengelola situs untuk anak muda Muslim.
Webb belajar syariah Islam di Universitas Al-Azhar, Mesir. Saat belajar di Al-Azhar ia menyadari ada kesalahpahaman yang salah tentang agama Islam yang baru dipeluknya. “Begitu saya belajar syariah, saya mulai menyadari bahwa … wah, saya sudah salah memahaminya, dan saya benar-benar ingin merasa nyaman dengan siapa saya dan dengan merangkul diri saya sebagai seorang pribadi manusia,” tukas Webb.
Semangatnya mempelajari Islam dan aktivitasnya sebagai seorang mualaf, terutama di kalangan anak muda selama lebih dari satu dekade, membuahkan hasil dan pada tahun 2010, Webb terpilih sebagai salah satu dari 500 orang “Most Influential Muslims in the World” oleh sebuah lembaga think-tank Islam di AS.
Selain membina anak-anak muda Muslim, Webb juga dikenal sebagai sosok yang membela hak-hak kaum perempuan dan aktif melibatkan komunitas agama dalam berbagai kegiatan.
Webb menyatakan, radikalisasi tumbuh subur di AS ketika Muslim dan non-Muslim sama-sama meyakini bahwa Islam tidak sesuai dengan Amerika. “Muslim adalah bagian dari kekayaan budaya AS dan sudah menjadi bagian dari budaya kita lebih dari …siapa yang tahu berapa lam,” imbuh Webb.
Ia tidak menutup kemungkinan adanya ekstrimis yang membujuk anak-anak muda Muslim, menyesatkan mereka dari ajaran Islam yang sebenarnya. Di sisi lain, anak-anak muda Muslim juga diasingkan oleh non-Muslim karena pandangan mereka yang salah tentang Islam dan Muslim.
Isu radikalisme Muslim di AS mencuat kembali ketika Komite Dewan Keamanan Dalam Negeri Kongres AS menggelar rapat dengar pendapat tentang radikalisasi di kalangan Muslim AS yang digagas senator Peter King.
Keith Ellison, muslim pertama AS yang menjadi anggota Kongres mengecam rapat dengar pendapat itu dan meyatakan King secara tidak adil sudah menyamaratakan semua Muslim atas tindakan yang dilakukan segelintir Muslim radikal.
Isu Islam dan Muslim makin panas di AS, menyusul maraknya sikap antisyariah Islam di AS. Sedikitnya 13 negara bagian di AS menyatakan menolak penerapan syariah Islam. Belum lagi polemik rencana pembangunan masjid dan Islamic Center di dekat Ground Zero yang baru saja mereda.
Menurut Webb, semua permasalahan itu muncul karena kesalahpahaman sebagian besar masyarakat AS terhadap Islam dan Muslim. “Muslim Amerika, mau tidak mau harus bersentuhan dengan budaya Amerika, agar bisa memberikan jawaban pada budaya Amerika, tentang persoalan dalam budaya Amerika,” tukasnya. (eramuslim/ln/oi)

Malcolm X


Malcolm X


Malcolm X (19 Mei 1925–21 Februari 1965) adalah tokoh Muslim dari kaum Afrika-Amerika yang ketokohannya dapat disandingkan dengan Dr. Martin Luther King yang berjuang menghapus segala macam diskriminasi lebih-lebih yang menimpa kaum Afrika-Amerika yang sering dikonotasikan dengan kaum negro yang terdiskriminasikan.

"Saya tahu masyarakat seringkali membunuh orang-orang yang berusaha mengubah mereka menjadi lebih baik. Jika saya mati dengan membawa cahaya bagi mereka dengan membawa kebenaran hakiki yang akan menghancurkan kanker rasisme yang menggerogoti tubuh Amerika Serikat (AS) semua itu terserah kepada Allah SWT. Sementara itu kesalahan atau kekhilafan dalam upaya saya itu semata-mata adalah dari saya sendiri". Demikianlah pesan terakhirnya dalam buku "Malcolm X", Sebuah Otobiografi yang ditulis oleh Alex Harley.

Malcolm X lahir pada tanggal 19 Mei 1925 di Omaha, Nebraska dengan nama asli Malcolm Little. ibunya bernama Louise Little dan ayahnya bernama Pendeta Earl, seorang pendeta baptis dan anggota UNIA (Universal Negro Improvement Association) yakni sebuah organisasi yang dirintis oleh Marcos Aurelius Garvey untuk mewadahi perbaikan hidup bagi orang orang negro.

Semasa kecilnya Malcolm dan keluarganya sering menjadi sasaran penembakan, pembakaran rumah pelecehan dan ancaman lantaran ayahnya adalah anggota UNIA yang militan, hingga semuanya memuncak saat ayahnya dibunuh kelompok rasis kulit putih ketika Malcolm berusia enam tahun.

Kehilangan ayahnya merubah kehidupannya sehingga menjadi anak yang liar. Sekolahnya terputus tatkala usianya mencapai 15 tahun. Selanjutnya jalanan dan germerlap dunia hitam yang membuatnya terjerumus dalam berbagai kehidupan antargank pencurian mariyuana narkotika minuman keras perjudian dan pelacuran baik selagi di kampungnya maupun setelah pindah ke Harlem (wilayah terkenal bagi orang Negro) di New York

Pada usia 20 tahun dia diajukan ke pengadilan atas kasus pencurian dan ditahan hingga berusian 27 tahun. Seperti layaknya narapidana lainnya, banyak keonaran yang dia lakukan di penjara namun dia suka menyendiri di balik kamar tahanannya.

Dia menemukan apa yang dinamakan pencerahan diri mulai dari membaca menulis di dalam penjara Chalestown State. Kemudian terjadi surat-menyurat antara Malcolm dan saudaranya Philbert serta diskusi dengan saudara kandungnya Hilda yang sering mengunjunginya selama dipenjara khususnya mengenai ajaran agama Islam tempat kedua saudaranya adalah pengikut Nation of Islam (NoI). Berawal dari sinilah dia mengenal NoI, masuk Islam dan mengadakan kontak melalui surat-menyurat dengan Mr Elijah Muhammad, pimpinan sekaligus tokoh yang dianggap sebagai utusan Allah oleh pengikut NoI. Berkat Elijah-lah ia memahami ketertindasan dan ketidakadilan yang menimpa ras hitam sepanjang sejarah. Sejak itulah Malcolm X menjadi seorang napi yang kutu buku mulai dari menekuni sastra, agama, bahasa, dan filsafat.

Pada hari pembebasannya Malcolm langsung pergi ke Detroit untuk bergabung dengan kegiatan NoI. Dengan bergabungnya Malcolm, NoI berkembang menjadi organisasi yang berskala nasional. Malcolm sendiri menjadi figur yang terkenal di dunia, mulai dari wawancara di televisi, majalah, dan pembicara di berbagai universitas dan serta forum lainnya. Kepopulerannya terbit berkat kata-katanya yang tegas dan kritis seputar kesulitan yang dialami kaum negro, diskriminasi, dan sikap kekerasan yang ditunjukkan kaum kulit putih terhadap kaummnya.

Namun sayangnya, NoI juga memberikan pandangan-pandangan yang bersikap rasis sehingga ia menolak bantuan apapun dari kalangan kulit putih yang benar-benar mendukung perjuangan antidiskriminasi. Bahkan selama 12 tahun Malcolm mendakwahkan bahwa orang kulit putih adalah iblis dan yang terhormat adalah Elijah Muhammad adalah utusan Allah.

Pandangan tersebut tentu saja bertentangan dengan ajaran Islam sendiri yang tidak membedakan kehormatan dan kehinaan seseorang berdasarkan ras serta tidak ada nabi sesudah Nabi Muhammad SAW.

Pandangan rasis dari NoI membuat Malcolm kemudian menyadari bahwa hal tersebut sebagai sebuah ajaran yang tidak rahmatan lil alamin. Karena hal itu Ia pun keluar dari NoI dan berniat mendirikan organisasi sendiri, selain masalah internal NoI.

Bahkan Malcolm mengatakan, dirinya sering menerima teguran bahwa tuduhan white indicting yang dia lontarkan tidak memiliki dasar dalam perspektif Islam. Di antaranya yang memberikan teguran adalah justru dari kalangan Muslim Timur tengah atau Muslim Afrika Utara. Meski demikian mereka menganggap dia benar-benar memeluk Islam dan mengatakan jika dia berkesempatan mengenal Islam sejati pasti akan memahami ajarannya dan memegang teguh ajarannya.

Setelah melakukan perjalanan ibadah haji dia mendapatkan gambaran yang berbeda dari pandangannya selama ini, apalagi setelah melihat jamaah haji yang berkumpul dari belahan bumi, dari berbagai ras, bangsa dan warna kulit yang semua memuji Tuhan yang satu dan tidak saling membedakan

Beliau berkata, "Pengalaman haji yang saya alami dan lihat sendiri benar benar memaksa saya mengubah banyak pola pikir saya sebelumnya dan membuang sebagian pemikiran saya. Hal itu tidaklah sulit bagi saya." Kata-kata ini sebagai bukti bahwa dirinya mengubah pandangan dari memperjuangkan hak sipil orang negro ke gagasan internasionalisme dan humanisme Islam. Malcolm X pun berganti nama menjadi Haji Malik kemudian berkata:

"Perjalanan haji telah membuka cakrawala berpikir saya dengan menganugerahkan cara pandang baru selama dua pekan di Tanah Suci. Saya melihat hal yang tidak pernah saya lihat selama 39 tahun hidup di Amerika Serikat. Saya melihat semua ras dan warna kulit bersaudara dan beribadah kepada satu Tuhan tanpa menyekutukannya. Benar pada masa lalu saya bersikap benci pada semua orang kulit putih namun saya tidak merasa bersalah dengan sikap itu lagi karena sekarang saya tahu bahwa ada orang kulit putih yang ikhlas dan mau bersaudara dengan orang negro. Kebenaran Islam telah menunjukkan kepada saya bahwa kebencian membabi buta kepada semua orang putih adalah sikap yang salah seperti halnya jika sikap yang sama dilakukan orang kulit putih terhadap orang negro".

Malcolm X akhirnya mendirikan Organization of Afro-American Unity pada 28 Juni 1964. Pada 21 Februari 1965, pada saat akan memberi ceramah di sebuah hotel di New York, Malcolm X tewas diujung peluru tiga orang Afrika-Amerika yang ironisnya dia perjuangkan nilai-nilai dan hak-haknya serta tidak ada yang tahu siapa dan apa di balik kematiannya. Kendati demikian, impian Malcolm X menyebarkan visi antirasisme dan nilai-nilai Islam yang humanis, menggugah kalangan Afro-Amerika dan dunia.

AZIM Premji


AZIM Premji (Muslim Terkaya di dunia)


AZIM Premji adalah pengusaha muslim paling kaya di jagat ini. Kekayaan pria berkebangsaan India ini, seperti dilansir The Wall Street Journal belum lama ini, ditaksir mencapai US$ 17 miliar. Pengusaha muslim terkaya berikutnya adalah Suleiman Kerimov, ”jawara” asal Rusia, dengan total kekayaan US$ 14 miliar. Sementara Naseer Al-Kharafi dari Kuwait berada di urutan ketiga, dengan kekayaan mencapai US$ 11 miliar.

Yang menarik dari sosok Azim, di negerinya, ia hidup di kalangan minoritas. Lebih dari itu, negeri yang lebih dari 80% penduduknya pemeluk agama Hindu ini, kerap diwarnai pertentangan antargolongan. Bahkan, konflik yang terjadi terkadang berkembang menjadi bentrokan berdarah. Itu sebabnya, janganlah heran, kehidupan antar-umat beragama di negeri ini—terutama di kalangan pemeluk Hindu dan Islam—selalu dibumbui rasa saling curiga.

Oleh karena itu, menjadi pebisnis muslim yang sukses di India, sesungguhnya merupakan prestasi tersendiri. Contohnya adalah Azim. Pengusaha yang kini seluruh rambutnya telah berwarna perak ini, berkibar lewat Wipro Ltd. Berkat perusahaan yang didirikannya ini—yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI), Azim jadi kesohor karena berhasil membangun kawasan silicon city di Bangalore, India. Lebih dari itu, ia juga menikmati berkahnya menjadi orang terkaya di India selama kurun waktu 1999-2005.

Azim juga dikenal sebagai sosok pengusaha di India yang berhasil menanamkan budaya bisnis modern yang mampu memanfaatkan arus globalisasi di negerinya. Nyatanya, banyak pengusaha muda di India yang mengikuti jejaknya. Kini mereka mulai berkiprah di bisnis internasional.
Salah satu kunci keberhasilan Azim dalam berusaha adalah ia tidak membawa atribut keagamaan. Semua dilakukannya, semata-mata dengan pertimbangan ekonomi. Antara lain, ia tak pernah membeda-bedakan 70 ribu pekerjanya berdasarkan agama yang dipeluknya. Bahkan di setiap hari besar agama Islam, Azim tak pernah meliburkan karyawannya.

Begitu pula halnya ketika ia memutuskan siapa di antara karyawannya yang layak menduduki posisi di tingkat top management, pertimbangannya hanya berdasarkan pada prinsip-prinsip profesional. Karena itu, bisa dimaklumi, hanya beberapa orang yang seagama dengannya yang dapat duduk di jajaran direksi.

Tidak itu saja, selama menjalankan bisnis Azim jarang menyatakan bahwa dirinya seorang muslim. Yang selalu dikatakannya adalah bahwa ia merupakan warga negara India. Azim sadar betul, itulah konsekuensi yang harus ditanggungnya ketika menjalankan bisnis di negara yang sangat rentan dengan perbedaan agama.
Dirinya juga sadar betul bahwa di negeri dengan penduduk mencapai satu miliar ini, sebagian besar dari mereka masih hidup miskin. Karena itu, ia tak mau menunjukkan kemewahan yang dimilikinya kepada publik. Hal ini patut dilakoninya, karena negeri ini masih begitu rentan terhadap isu kesenjangan sosial. Sebagai seorang miliarder, sejatinya, Azim tergolong sosok pengusaha yang amat bersahaja.

Itu sebabnya pula, ke mana ia pergi, kendaraan yang ditumpanginya hanya sedan Ford Escort produksi 1995. Bahkan tak jarang, ketika tiba di Bandara Mumbai di Bangalore dari perjalanan ke luar negeri, ia lebih memilih naik taksi ke kantornya ketimbang dijemput kendaraan perusahaan. Ia juga menolak disediakan tempat parkir khusus bagi kendaraannya. Sosoknya yang amat bersahaja inilah yang mengantarkan Azim menjadi salah satu tokoh muslim yang paling dihormati di negerinya.

BERMITRA DENGAN SEJUMLAH RAKSASA IT
Kiprah Azim di dunia bisnis dimulai saat ia harus menggantikan posisi ayahnya yang meninggal dunia pada 1966. Ketika itu, sang ayah berkedudukan sebagai Direktur Utama Vanaspati, tak lain perusahaan keluarga yang bergerak di industri pertanian—khususnya minyak biji bunga matahari—yang dirintisnya. Saat menerima tongkat estafet kepemimpinan, Azim masih berumur 21 tahun dan baru saja menyelesaikan studinya di Jurusan Electrical Engineering, Stanford University, Amerika.
Memasuki periode 1970-an, Azim pun mulai mengarahkan perusahaan keluarga itu ke bisnis teknologi. Produk perdananya adalah membuat komponen untuk mesin hidrolik. Hingga pada 1997, Azim pun perlu mengubah nama perusahaan menjadi Wipro Products Limited.
Sebagai salah seorang warga India yang sempat mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri, tampaknya, Azim memiliki visi bisnis yang cukup tajam. Ia begitu yakin bahwa di masa datang bisnis informasi teknologi akan memegang peranan penting di dunia. Pandangannya itu akhirnya dinyatakan secara sungguh-sungguh pada 1980, bertepatan dengan strategi perusahaan yang mulai difokuskan ke bidang IT.
Di Indonesia nama Wipro memang masih terdengar asing. Namun sesungguhnya, perusahaan ini merupakan rekanan bisnis dari berbagai perusahaan raksasa yang bergerak di bisnis informasi teknologi, seperti Sun Microsystems, General Electric, dan Motorola. Dalam kemitraan ini, pihak Wipro berperan memasok berbagai produk teknologi yang selama ini dipasarkan oleh para industri raksasa itu. Berkat kerja sama ini, dua tahun lalu, Wipro dinobatkan sebagai perusahaan outsourcing (business process outsourcing)—khususnya di bidang informasi teknologi—terbesar di dunia.
Di tangan pria yang kini berumur 62 tahun itu, Wipro terus saja berkibar. Tahun lalu total pendapatan yang berhasil diraihnya mencapai US$ 3,47 miliar, dengan keuntungan bersih mencapai US$ 677 juta. Prestasi tergolong luar biasa bila dibandingkan dengan kinerja pada dua tahun lalu. Ketika itu, perusahaan ini ”hanya” berhasil mencatatkan pendapatan US$ 1,8 miliar dan laba bersih sebesar US$ 409 juta.
Azim juga dikenal sebagai konglomerat yang budiman. Sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaannya, selalu disumbangkan untuk kegiatan amal. Untuk menyalurkan kegiatan sosialnya, ia mendirikan Azim Premji Foundation. Salah satu kegiatannya adalah membantu pendidikan bagi generasi muda di India. Meski baru didirikan enam tahun lalu, yayasan ini telah mampu menyekolahkan tak kurang dari 1,8 juta anak di India. Azim Premji Foundation juga telah membentuk 25 organisasi sosial lainnya, yang diarahkan untuk membantu pengentasan kemiskinan di negerinya.
Lewat yayasan itu pula, berbagai karya nyata lainnya dibangun, di antaranya 900 gedung sekolah di 17 negara bagian di India. Menurut Azim, berkat kegiatan sosialnya ini ia berharap dapat memberikan kontribusi bagi rakyat India agar mereka bisa menjemput masa depan yang lebih baik. Amien.

Beberapa prestasi yang bisa mengilhami sejauh mana pencapaian Azim Premji dengan Wipronya ini, antara lain :

• Pengusaha Muslim Terkaya di Dunia
• Urutan ke-21 “Orang Terkaya di Dunia” Versi Forbes 2007
• “30 Pengusaha Terhebat Sepanjang Masa” Versi BusinessWeek, Juni 2007
• “10 Orang di Dunia yang Paling Mampu Membuat Perubahan” Versi Forbes, Mei 2003
• “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia” Versi Time, April 2004
• “100 Miliuner yang Paling Banyak Membuat Perubahan” Versi Financial Times, November 2004

Belum lagi beberapa predikat yang tidak kurang membuat kita semakin mengagumi sepak terjang Konglomerat India satu ini, yaitu :

• Penyedia jasa R&D independen terbesar di dunia
• Termasuk 3 besar penyedia jasa BPO di dunia
• Pendapatan per tahun mencapai 2,4 miliar dolar
• Termasuk 100 perusahaan teknologi paling terkemuka di dunia menurut Business Week
• Pada 2006, menempati urutan ke-7 dalam daftar 100 perusahaan outsourcing paling terkemuka di dunia
• Perusahaan jasa software pertama di dunia yang meraih SEI CMM Level 5
• Organisasi pertama di dunia yang mendapatkan PCMM (People Capability Maturity Model) Level 5
• Memenangi Risk Management Award dari majalah Financial Times-The Banker
• Perusahaan pertama di luar AS yang menerima IEEE Software Process Award
• Menerima Global Leadership Award dari Dale Carnegie

Jumat, 26 Oktober 2012

Ustadz Felix Siauw

Kisah Islamnya Ustadz Felix Siauw


Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”.Begitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?”. Jawaban-jawaban itu selalu akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.
Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang sinkretis dan pluralis pada waktu itu.
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah islam internasional, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai. Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur’an, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”. Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja” lalu dia menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (TQS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna  daripada kitab itu. Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (TQS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”. Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”. Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”
“Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!” sata menyimpulkan.
“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an. Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam. Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahuakbar!
Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik (TQS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT, terimakasih atas bimbingannya
 Sumber : Felix Siauw    . dan http://sdaljihad.wordpress.com
 

Selasa, 23 Oktober 2012

Syekh Ahmad Ismail Yasin


Syekh Ahmad Ismail Yasin




Syekh Yasin, nama lengkapnya Syekh Ahmad Ismail Yasin lahir tahun 1938 di desa Al-Jura, sebelah selatan kota Gaza, syahid pada saat sedang puasa sunah Senin- Kamis, hari Senin, 1 Shafar 1425 H/ 22 Maret 2004 M karena dihantam rudal penjajah Zonis Israel setelah melaksanakan sholat subuh berjama’ah di masjid Al-Mujama’ Al-Islami, Gaza.



Syekh Ahmad Yasin merupakan tokoh spiritual gerakan Hamas, Qiyadah/ pemimpin bagi pejuang dan rakyat Palestina melawan penjajah Zionis Israel.



Walaupun usianya uzur, kondisi tubuhnya lumpuh dari leher hingga ujung kaki, setiap hari harus menggunakan kursi roda, tidak menghalangi beliau untuk berdakwah, memimpin dan membina umat, rakyat Palestina khususnya di Gaza.



Beliau memiliki ‘izzah/ kemuliaan sehingga disegani dan dicintai kawan, ditakuti lawan dalam hal ini penjajah Zionis Israel.



Sebagai tokoh spiritual dan qiyadah dalam perjuangan, Syekh Ahmad Yasin banyak memberikan keteladanan bagi pengikutnya dan rakyat Palestina, juga bagi umat Islam yang rindu syahid di jalan Allah.



Dalam suatu khutbahnya, Syekh Ahmad Yasin pernah berkata: Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan kecuali dengan Islam. Tanpa Islam tidak pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan selalu berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini yang siap menerima panji kepemmpinan yang berpegang teguh kepada Islam, baik sebagai aturan, prilaku, pergerakan, pengetahuan, maupun jihad. Inilah satu-satunya jalan. Pilih Allah atau binasa!



Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS: Al-Imran/3: 126)..



Suatu ketika ada seorang penganut Kristen di kota Ramallah, Tepi Barat, Bassam Hana Rabbah namanya. Dia datang menemui Syekh Ahmad Yasin untuk mengadukan permasalahannya karena ada seseorang di Gaza melakukan penipuan terhadap dirinya. Syekh Ahmad Yasin yang juga pimpinan Dewan Islah (perdamaian) dengan bijaksana mampu mendamaikan antara Bassam Hana Rabbah seorang Kristen dengan seseorang yang telah melakukan penipuan.



Syekh meresponnya dengan serius, bahkan mampu bersikap adil terhadapku. Hak-hak saya pun bisa kembali saya nikmati. Sebagai tanda terima kasih, sebagian hartaku diberikan kepada Dewan Islah, tutur Hana Rabbah.



Sebagai seorang Qiyadah/pemimpin, Syekh Ahmad Yasin tidak cinta dunia, tidak gila harta, bahkan kehidupannya sangat sederhana.
Mariyam Ahmad Yasin menceritakan tentang sikap hidup ayahnya:



Rumah ayah terdiri dari 3 kamar dengan jendela yang sudah rapuh. Rumah ini sangat sederhana sekali. Ini fakta bahwa ayahku tak cinta dunia, namun cinta akhirat. Banyak yang menawari beliau untuk memiliki rumah seperti pejabat tinggi negara, namun ditolaknya. Bahkan pernah suatu ketika, Pemerintah Otoritas Palestina memberi sebuah rumah besar di suatu kampung mewah di Gaza, . Namun Tawaran itupun di tolak, ia tidak peduli dengan berbagai ragam bentuk kesenangan duniawi.



Rumah ini sangat sempit. Tidak ada lantai, dapurpun ala kadarnya. Jika musim dingin, kami kedinginan. Namun jika musim panas tiba, kami pun kepanasan. Ayah sama sekali tidak memikirkan untuk merenovasi rumahnya. Ia justru sibuk mempersiapkan rumah di akhiratnya. Adapun kondisi psikis, Alhamdulillah, kami cukup sabar, karena kami percaya. Insya Allah, kami akan melihatnya lagi di surgaNYa nanti. Untuk itulah kami juga sangat berharap bisa mati syahid seperti beliau.



Jika Syekh Ahmad Yasin ingin kaya, harta menumpuk, rumah mewah bertingkat, mobil mengkilat lebih dari empat, makanannya serba lezat, semuanya bisa saja beliau dapatkan, bukankah beliau mempunyai pengikut yang taat, kedukukan yang memikat, akan tetapi semuanya itu tidak beliau lakukan untuk memperkaya diri di tengah pengikut dan rakyatnya yang sedang sengsara dan menderita, akibat penjajah, sekali lagi tidak!



Syekh Ahmad Yasin memiliki iman dan perasaan yang tinggi, beliau sangat cinta dan peduli kepada umat yang pada hakekatnya adalah umat Nabi Muhammad saw.



Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS:An Nisaa/4: 69).



Apakah kita semua telah meneladani beliau yang hidup sebagaimana kehidupan Rasul SAW dan para shahabatnya? Yang lebih mencintai akherat ketimbang kehidupan dunia yang murah dan menipu? Yang lebih menyukai debu-debu jihad daripada mobil-mobil mewah mengkilat? Di manakah kita sekarang?



(H. Ferry Nur, S.Si, Sekjen Kispa)

Dr. Aidh Al-Qarni


Dr. Aidh Al-Qarni


Penulis kelahiran 1379 H (1960 M) ini memiliki nama lengkap Dr. `Aidh Abdullah bin `Aidh al-Qarni. Nama al-Qarni diambil dari dari daerah asalnya di wilayah selatan Arab Saudi.


Ia menamatkan program sarjana (Lc), magister (M.A.) dan doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi. Ia hafal Al-Quran dan kitab Bulughul Maram, serta telah mengajarkan 5.000-an hadis dan 10.000-an bait syair. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi ceramah agama, kuliah, serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah dipublikasikan.

Keberaniannya menyuarakan kebenaran juga sempat membuatnya merasakan jeruji besi pemerintah Al-Saud. Kesalahannya saat itu, ia dan kawan-kawan ulama mudanya berani berteriak lantang menentang kehadiran pasukan Amerika Serikat di Arab Saudi atas undangan pemerintah Al-Saud.

Karya-karya Al-Qarni antara lain `Islam Rahmatan Lil `Alamin` (Cakrawala), `Sumber Inspirasi Orang Saleh`(Maghfirah Pustaka), `40 Hadis Qudsi dan Zikir`(Aqwam), `Membangun Rumah dengan Taqwa` (Maghfirah Pustaka), `Cahaya Pencerahan`(Qishti), `Cahaya Zaman`(Gema Insani), `Jangan Takut Hadapi Hidup`(Cakrawala), `Demi Masa, Beginilah Waktu Mengajari Kita` (Cakrawala), `Nikmatnya Hidangan Al-Quran`(Maghfirah Pustaka), dan `Manusia Langit Manusia Bumi`(Aqwam).

Sementara buku yang sangat laris yang diterbitkan sejumlah penerbit dan dicetak berulang kali adalah `La Tahzan, Jangan Bersedih` (Qishti Press), `Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia` (Maghfirah), `Menjadi Wanita Paling Bahagia` (Qishti Press), `Ramadhankan Hidupmu`(Maghfirah Pustaka), `Tersenyumlah`(Gema Insani), `Jangan Putus Asa`(Robbani Press), dan `Jangan Berputus Asa` (Darul Haq).

Karya lain yang juga terbilang sukses di Indonesia adalah `Jagalah Allah, Allah Menjagamu` (Darul Haq), `Majelis Orang-Orang Saleh`(Gema Insani), `Cambuk Hati`(Irsyad Baitus Salam), `Bagaimana Mengakhiri Hari-harimu`(Sahara Publisher), `Berbahagialah`(Pustaka Al-Kautsar) dan(Gema Insani), `Power of Love` (Zikrul Hakim), `Al-Azahamah, Keagungan`(Pustaka Azzam), `Menakjubkan!`(Aqwam), `Jadilah Pemuda Kahfi`(Aqwam), `Mutiara Warisan Nabi SAW`(Sahara Publisher), dan `Gerbang Kematian` (Pustaka Al-Kautsar).

Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab Saudi yang mencoba melakukan pendekatan dengan `aliran` lain. Tulisannya setiap pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu pembaca dan menaikkan tiras koran yang semula diterbitkan di London itu. (Musthafa Helmy)

Aidh Al Qarni, Berdakwah Seumur Hidup 

Ketika berada di balik jeruji penjara, Aidh Al Qarni memilih untuk terus menulis. ''Saya masuk penjara karena saya menulis 50 bait qasidah (puisi) yang di anggap punya pengaruh politik,'' ujarnya. Berlembar-lembar tulisan pun menjadi bukti ketekunan pria yang lahir di tahun 1379 H dan berasal dari perkampungan al-Qarn, sebelah selatan Kerajaan Arab Saudi, ini menjalani hari-harinya di penjara. ''Sekitar 100 halaman pertama saya tulis di penjara,'' katanya. Setelah keluar dari penjara, Aidh Al Qarni melanjutkan tulisannya. Untuk menyelesaikan lembar-lembar itu, dia membutuhkan referensi 300 judul buku. Hingga akhirnya, lahirlah buku La Tahzan yang diterjemahkan dengan Jangan Bersedih. Hasilnya sungguh fenomenal. Inilah buku yang telah diterbitkan oleh puluhan penerbit dan mencapai angka penjualan fantastis.

Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia. ''Di Arab Saudi, buku itu sudah dicetak kurang lebih 1,5 juta eksemplar,'' kata Al Qarni Di Indonesia, buku ini juga sempat menjadi buku terlaris. Kelebihan buku Al Qarni terlihat pada bahasan-bahasannya yang fokus, penuh hikmah, dan selalu memberi jeda untuk merenung sebelum berlanjut pada bahasan berikut. Pada bagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya. Dalam bukunya pula, Al Qarni mengajak pembaca agar tidak menyesali kehidupan, tidak menentang takdir, atau menolak dalil-dalil dalam Alquran dan sunnah.



Dalam kunjungan kali pertama di Indonesia, Al Qarni yang masih hafal Al qur'an, 5000 hadits, dan 10 ribu bait syair Arab klasik hingga kontemporer ini sempat bertandang ke sejumlah tempat dan menemui tokoh nasional. Saat itulah wartawan Daman huri Zuhri dan Burhanuddin Bella berhasil menemui sosok yang terkenal dengan sikap lembutnya itu. Dengan diperkaya keterangan dari sejumlah sumber, Al Qarni pun bertutur tentang buku, kegiatan dakwah, dan kehidupan pribadinya.



Mengapa Anda memberi judul La Tahzan (Jangan bersedih). Apa sesungguhnya yang mendorong Anda memberi judul seperti itu?

Pertama, ini alasan dari Alquran. Seperti yang difirman Allah SWT : La tahzan wa laa takhof (Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat ini disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika bersama-sama sahabatnya Abu Bakar Ash-Shid diq memasuki Gua Tsur sebelum melakukan hijrah ke kota Yatsrib, Madinah al Munawwarah. Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah penyakit alam seluruhnya. Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami kesedihan. Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan hidup dan berbagai masalah. Jadi, karena alasan itulah makanya buku ini saya beri judul La Tahzan.



Anda dikenal sebagai seseorang yang banyak menulis dan membaca buku. Sebenarnya, apa pedoman-pedoman atau petunjuk-petunjuk praktis supaya lebih mudah dalam mendapatkan ilmu?

Kaidah pertama seseorang yang menuntut ilmu bagi kaum Muslimin untuk mendapatkan ilmu adalah ikhlasun niat lillahi ta'ala. Karena dengan niat yang ikhlas, Allah akan membuka hati seorang Muslim. Kedua, kita mempelajari ilmu secara bertahap, berjenjang, tabarruj. Jangan kita langsung kepada masalah-masalah besar nanti kita tidak bisa menguasai. Ketiga, hendaklah kita membaca. Tapi, membaca saja tidak cukup kita ambil ilmunya dari para masyarih (yang menguasai masalah). Orang-orang berilmu yang mengerti masalah, sehingga ilmu kita kalau dari buku saja bisa saja pemahaman kita salah. Tapi, ketika kita membahasnya dengan orang-orang yang mengerti, insya Allah, pemahaman kita akan lebih mantap dan ilmu kita akan lebih lurus. Keempat, ketika kita sudah mengetahui satu masalah tentang ilmu kita, amalkan. Jangan hanya dijadikan teori hingga akhirnya ilmu kita tidak berkah. Sebagaimana orang Yahudi dalam Alquran waktu mereka membatalkan janji-janji kepada nenek moyang mereka itu yang membuat hati mereka sesat dan menjadi batu. Ini i'tibar bagi kita sekalian. Kelima, kalau kita sudah punya ilmu dan paham benar maka ajarkan kepada orang lain. Jangan disimpan untuk diri sendiri. Berikan ilmu kita kepada orang lain sehingga banyak manfaatnya untuk masyarakat menjadi amal saleh bagi kita.



Aktivitas Al Qarni boleh dibilang tidak jauh dari kegiatan membaca dan menulis. Bahkan, ketika masih mendekam dalam penjara, dua aktivitas inilah yang membuatnya sibuk. Menimba ilmu adalah hal utama bagi pria yang mendalami ilmu syariah dan dakwah. Pria yang kini berusia 48 tahun ini menuntut ilmu di Madrasah Ibtidaiyah Ali Salman, dia juga belajar di Ma'had Ilmi sejak bangku SMP, hingga meraih gelar S1 dan S2 di tempat yang sama. Gelar doktor dalam bidang hadits diraihnya dari Al-Imam Islamic University, Riyadh.

Selama 25 tahun, dia mengarungi dunia dakwah. Kaset-kaset ceramahnya telah beredar dan berkumandang di sejumlah masjid, yayasan, universitas, dan sekolah di berbagai belahan dunia. Kitab-kitab karyanya yang berjumlah lebih dari 70 buah itu telah pula diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Maka, ketika terbetik kabar dia akan mengundurkan diri dari dunia dakwah, banyak orang yang terkaget-kaget dan bertanya-tanya, ''Apakah ini keputusan terakhir sang tokoh?''



Ada informasi bahwa Anda akan mengundurkan dari kegiatan dakwah. Apa benar?

Saya memang pernah menulis 70 bait dalam bahasa Arab. Dalam salah satu bait tersebut ada yang sempat disalahpahami oleh media massa bahwa saya akan berhenti dalam berdakwah. Media massa di Arab Saudi menafsirkan sendiri yang kemudian dikutip oleh berbagai media massa di beberapa negara bahwa saya akan berhenti dalam berdakwah. Padahal sebenarnya tidak begitu. Dakwah itu kewajiban syar'i seorang Muslim sejak dia mampu sampai meninggal. Ini seperti firman Allah SWT: Hatta ya' tiyakal yaqinu (Sampai maut menjemputmu, red). Jadi, saya tidak akan meninggalkan dakwah. Dakwah akan saya laksanakan seumur hidup saya sampai saya meninggal.



Berkembangnya berita rencana pengunduran Anda dari dunia dakwah dipicu adanya tudingan bahwa masjid yang selama ini digunakan sebagai sarana dakwah dianggap sebagai tempat sarang teroris. Bagaimana menurut Anda?

Saya pribadi tidak pernah mengungkapkan masalah ini. Saya pikir ini adalah semacam fitnah dari orientalis, dari orang-orang yang tak suka dakwah berkembang pesat. Mereka berusaha untuk memecah belah umat Islam. Selama ini, alhamdulillah, masjid-masjid kita sebagai markas dakwah, markas orang-orang untuk menuntut ilmu, tempat melaksanakan ibadah, tempat melaksanakan ajaran Islam dengan baik kondisinya sangat bagus. Jadi, kita harus mewaspadai tipu daya dan fitnah yang dilakukan orang-orang yang tidak suka terhadap Islam, yang ingin terus berupaya memecah belah umat Islam.



Dunia dakwah sudah menjadi bagian dari hidup Anda. Sebenarnya, apa saja bekal yg harus dipersiapkan demi dakwah?

Seperti mobil yang tidak bisa berjalan kalau tidak ada bahan bakarnya, maka da’i perlu bahan bakar supaya dia bisa bergerak di dalam dakwah. Apa bahan bakar kita? Yaitu, tegakkanlah shalat, banyak bersedekah, banyak berdoa, banyak membaca Al qur'an, banyak zikrullah. Shalat, sedekah, doa, baca Al qur'an, zikrullah adalah bekal seorang da’i. Bagaimana dia bisa berjalan kalau tidak menjalankan ini. Apakah kamu mengajak orang kepada al birri wat taqwa tapi engkau melupakan dirimu sendiri?



Apa pandangan Anda terhadap penghinaan Rasulullah SAW yang dilakukan media Barat , sehingga menimbulkan reaksi demonstasi di berbagai belahan dunia Muslim?

Demonstrasi untuk membela hak-hak kaum Muslimin dan penghormatan terhadap symbol -simbol Islam --seperti yang kita lihat dilakukan Denmark kepada Rasulullah SAW-- ketika dilakukan dengan baik adalah sesuatu yang patut disyukuri. Saya bersyukur kepada dunia Islam atas sikap mereka yang baik untuk membela Islam. Tapi, saya menyayangkan kalau demonstrasi bersifat anarkis, merusak, membakar, dan menghancurkan. Islam tidak mengajarkan begitu. Dan saya melihat Anda sekalian saudara-saudaraku di Indonesia berdemonstrasi dengan baik dan sangat tertib seperti yang saya lihat di televisi dan insya Allah itu menjadi demonstrasi yang dapat dicontoh dengan baik oleh masyarakat dunia Islam. Saya sebagai da’i dan seorang Muslim bersyukur atas aktivitas yang baik yang dilaksanakan itu.



Selama berada di Indonesia, Al Qarni sempat beristirahat selama dua hari di kawasan Puncak, Jawa Barat. ''Dia sangat kagum dengan air terjun dan pepohonan. Biasanya, setelah menyaksikan air terjun dan pohon-pohon, dia merenung. Kalau sudah begitu, dia tak mau diganggu,'' tutur Anis Mas Tuhin, chief editor Qisthi Press, yang selalu menemani Aidh Al Qarni. Qisthi Press adalah pemilik hak cipta untuk menerbitkan buku La Tahzan versi bahasa Indonesia. Saat berada di Puncak, kata Anis, Al Qarni tampak mengagumi pemandangan yang dipenuhi banyak gunung. Dia biasanya menatap pemandangan sambil menulis catatan. Kerap makan nasi kebuli, tidak jarang Anis melihat Al Qarni hanya memesan roti. ''Dia paling senang buah-buah Indonesia, seperti pisang,'' tuturnya. Anis menangkap kesan, Aidh Al Qarni adalah seorang moderat dan terbuka. Al Qarni, disebutnya, sangat responsif terhadap orang-orang yang menemuinya. ''Orangnya ramah,'' Anis menuturkan. Terhadap bencana beruntun yang menimpa bangsa Indonesia, Al Qarni, kata Anis, berpesan kepada umat Islam Indonesia, ''Jangan bersedih. Insya Allah ada jalan keluar.''



Bagaimana latar belakang keluarga Anda?

Orang tua saya seorang tokoh masyarakat di daerah saya. Saya berasal dari keluarga ulama. Sejak kecil ayah sudah membawa saya ke masjid untuk shalat berjamaah. Saya juga sudah terbiasa dengan bacaan sejak kecil. Tampaknya saya dididik menja di pejuang dakwah. Ayah selalu membelikan buku bacaan untuk saya.



Ada berapa anggota keluarga Anda? Apakah mereka diarahkan seperti Anda menjadi

penulis?

Anak saya enam, dari dua istri. Saat bersama keluarga, biasanya saya isi dengan bermain bola bersama anak-anak. Saya selalu menyediakan waktu untuk keluarga. Saya tidak mengarahkan anak-anak saya seperti diri saya. Saya serahkan anak-anak menentukan masa depan mereka sendiri. Terserah mau jadi apa nantinya. Itu tergantung mereka sendiri. Yang saya selalu tekankan adalah pendidikan agama, terutama menyangkut akhlak dan moral.



Biasanya, nama Aidh itu dipakai oleh orang-orang Yaman atau khadhari. Apakah Anda termasuk keturunan Yaman?

Kakek-kakek saya dari Al-Anshari di Yaman. Jadi, saya keturunan Yaman. Ini untuk perkenalan saja. Kalau khadhari, mereka mempunyai jasa yang besar, mereka kebanyakan pedagang-pedagang yang sukses dalam usaha mereka baik di bidang dakwah. Mereka menjadi da’i, ahli ilmu yang sangat banyak jasanya bagi Islam khususnya di Indonesia.



Bagaimana Anda mengisi waktu luang?

Tiap sore saya selalu menyiapkan waktu untuk keluarga selama 2-3 jam. Tiap Jumat saya libur total, kecuali kegiatan dakwah. Di luar itu, pagi saya membaca di perpustakaan. Usai shalat Dzuhur saya menulis, 4-5 halaman. Habis Maghrib biasanya saya berdakwah. Saya mengisi acara dakwah di televisi (Saudi Arabia). Kegiatan dakwah ini biasa juga dimulai selesai Ashar hingga Isya. Saya mengisi acara dialog interaktif di televisi.

(dari : Republika Online)



http://mualaf.com/modules.php?name=News&file=article&sid=286



Tidak Sama Antara Yang Berilmu dan Yang Tidak Berilmu



"Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui". (QS. Az Zumar: 9). Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasu-Nya SAW atau kepada orang-orang yang mengikuti petunjuknya untuk bertanya kepada umat manusia seluruhnya, apakah sama orang-orang yg memiliki ilmu dengan orang-orang yg tidak memiliki ilmu; baik dalam keyakinan, perbuatan & perkataannya, maupun amal ibadahnya, tindak-tanduk & perilakunya serta tutur katanya, jelas jawabannya tentu tidak sama, fakta membuktikan orang yg berilmu sangat berbeda kehidupan & perilakunya dengan orang-orang yg tidak berilmu.


(dari : Titian Ilmu, Ust Ali Musri MA., http://muslim.or.id/?p=183)

note : artikel di atas telah dimuat dalam Labbaik, edisi : 029/th.03/Safar-Rabi'ul Awal 1428H/2007M