Tampilkan postingan dengan label KISAH INSPIRATIF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KISAH INSPIRATIF. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 November 2012

Jerry D Gray


Jerry D Gray


Sejak kecil sampai sebelum pergi ke Arab, saya tidak pernah bertemu Muslim, mendengar suara adzan atau pun melihat masjid. Meskipun demikian saya berkeyakinan bahwa Yesus bukan anak Tuhan. Pada usia 12 tahun saya sudah berpikir tentang Tuhan. Umur 14, sudah mulai malas ke gereja.
Saya malas pergi ke sana karena tempat itu tidak dapat menghilangkan dahaga saya tentang Tuhan. Saya bosan setiap kali datang selalu disuguhi dengan banyak ucapan haleluya. Padahal yang saya butuhkan adalah pencerahan siapa itu Tuhan dan kejelasan misi hidup saya di dunia ini untuk apa.
Saya percaya adanya Tuhan dan mau masuk surganya Tuhan. Tapi dari agama ini saya mencium something wrong karena saya harus meyakini Yesus sebagai anak Tuhan. Untung saja nenek di rumah sering banyak cerita tentang Tuhan, sehingga saya lebih suka mendengarkan nenek. Selama saya belajar agama kepadanya, ia tidak pernah bilang bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Namun sebaliknya, di gereja saya selalu disalahkan, karena tidak mau mengakui Yesus sebagai anak Tuhan.
Kalau Yesus menjadi anak Tuhan, mengapa Musa, Ibrahim dan Adam tidak menjadi anak Tuhan? Padahal, kalau mau, justru Adamlah yang paling berhak menjadi anak Tuhan karena dia tidak punya ibu dan bapak. Keyakinan saya bertambah setelah membaca kisah Musa yang memaksa ingin melihat Tuhan.
Musa akhirnya dibolehkan melihat sedikit cahaya Tuhan dari gunung granit yang sangat gelap. Baru saja merefleksikan sedikit cahaya Tuhan, langsung gunung itu goyang-goyang dan sangat menyilaukan,  Musa pun pingsan. Berdasarkan kisah itu, kalau benar Yesus anak Tuhan, pasti orang yang melihat Yesus bakal mati atau pingsan. Ini kan tidak, berarti Yesus bukanlah anak Tuhan!
Hampir Nangis
Saya selalu berdoa agar saya diberi petunjuk yang benar tentang Tuhan. Usai mengikuti wajib militer di angkatan udara, saya ditawari menjadi maintenance pesawat pribadi Raja Fadh di Jeddah, Arab Saudi. Saya tolak karena saya takut dibunuh orang Islam. Lebih baik saya menganggur.
Saya tinggal di dalam mobil di ujung satu dermaga di Hawaii. Setiap hari mancing. Bila dapat ikan, saya makan, bila tidak saya kelaparan. Paling hanya minum dari kran air putih yang ada di situ.
Enam bulan begitu terus. Pernah tiga hari  berturut-turut saya tidak makan sama sekali, hanya minum saja karena tidak dapat ikan. Tapi  saya tidak mau bunuh diri. Saya menangis, memohon, agar Tuhan memberikan jalan keluar.
Namun tawaran tersebut datang lagi. Saya mengira Tuhan telah marah kepada saya. Karena saya tidak mendapatkan pekerjaan lain, malah disuruh ke Arab. Akhirnya teman memberikan saran kepada saya untuk menerima tawaran itu. Saya pun berangkat ke sana.
Di Jeddah saya melihat kejadian-kejadian yang sangat luar biasa, yang sangat berbeda dengan bayangan saya sebelumnya. Ternyata orang Islam begitu taat kepada Tuhannya dan baik kepada saya. Ketika mendengar adzan mereka langsung meninggalkan aktivitasnya untuk segera shalat.
Begitu juga ketika saya ke toko emas. Saya dengar adzan. Pintu toko emas terbuka. Padahal di toko tersebut tidak ada orang. Siapa pun yang berniat mencuri emas, akan sangat mudah mengambilnya. Tapi kok ini dibiarkan? Saya berdiri saja di depan toko itu menunggu penjual emas muncul.
Setelah adzan, jalanan mendadak sepi dari lalu lalang manusia. Penjaga keamanan tidak ada. Paling sekali-kali saya melihat polisi menegur beberapa orang yang sedang lewat untuk segera shalat.
Tak lama kemudian, pemilik toko itu datang dan berkata “Mengapa tidak masuk?” Saya jawab, “Tidak mau”. “Kenapa tidak mau?” tanyanya.  “Saya takut disangka maling, nanti tangan saya dipotong,” jawab saya karena setahu saya orang yang mencuri tangannya akan dipotong. Biasanya orang bule yang datang ke Jeddah diundang untuk menyaksikan pemotongan tangan bagi pencuri setiap Jum’at siang.
“Masuk saja, karena semua ini adalah Allah yang punya, bukan punya saya,” kata pemilik toko itu. “Apa pun, kamu perlu, ambil! Mungkin kamu lebih membutuhkan itu daripada saya?” lanjutnya. Ia mengatakan bahwa semua itu milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
Saya terharu dan mau menangis mendengar ucapan yang tulus itu. Saya sangat ingin punya iman seperti itu. Dengar adzan dia shalat. Orang mau mengambil atau tidak mengambil hartanya, dia  tidak ada masalah. Yang penting ketika Allah menyuruh shalat dia berangkat shalat dan semua hartanya itu dia pasrahkan kepada Allah.
Masuk Akal
Peristiwa itu membuat saya jadi tertarik untuk mengetahui agama Islam lebih lanjut. Saya jadi banyak diskusi tentang Islam. Termasuk dengan  Ahmad, salah seorang anggota Angkatan Udara Arab Saudi. Saya diberinya Alquran dengan terjemah bahasa Inggris.
Ia tunjukkan ayat yang menyatakan Isa anak Maryam adalah hamba dan utusan Allah, bukan anak Allah. Ahmad menyebut Isa itu adalah nama lain dari Yesus, sedangkan Maryam sebutan lain dari Bunda Maria.
Kurang lebih tiga ayat saya baca. Saya tidak kuat lagi meneruskan membacanya, karena saya mau menangis. Saya tidak mau menangis di depan orang. Saya sangat yakin, inilah jawaban dari Tuhan. Rupanya saya disuruh ke Jeddah itu bukan karena Tuhan marah, tapi karena Tuhan mengabulkan doa saya.
Kemudian temannya Ahmad, yang bernama Rosyid datang ke rumah. Dia memberi tahu bahwa di salah satu masjid di Jeddah malam itu dimulai lagi sekolah Islam yang menggunakan bahasa Inggris.
“Kalau kamu ingin tahu lebih banyak tentang Islam datanglah ke masjid tersebut, nanti saya antar,” kata Rosyid. Di sekolah itu terjadilah diskusi. Hati saya berdecak kagum. Luar biasa, pintar sekali guru ini. Semua yang dia katakan masuk akal. Argumennya begitu spiritually and lightening.
Dia mengatakan bahwa Tuhan itu satu bukan tiga, semua adalah ciptaan Tuhan dan bergantung kepada Tuhan. Tuhan tidak beranak tidak pula punya orangtua. Tidak ada yang dapat menyerupai Tuhan. Serta manusia hidup di dunia ini untuk mengabdi kepada Tuhan saja. Belum satu jam pun diskusi, sebenarnya hati saya sudah menerima Islam. Hanya saja saya belum mau menyatakan pada guru.
Malam itu saya tidak bisa tidur. Terus merenungkan ucapan guru. Akhirnya di hari ketiga saya putuskan masuk Islam. Saya ucapkan dua kalimat syahadat. Setelah itu guru berdiri dan cium pipi kanan kiri saya. Guru mengajak semua orang yang ada di situ antre untuk cipika-cipiki saya. Saya kaget mendapat perlakuan itu. Kemudian saya mengerti bahwa itu adalah ungkapan senang luar biasa dari sesama Muslim.[ joko prasetyo]


Senin, 29 Oktober 2012

AZIM Premji


AZIM Premji (Muslim Terkaya di dunia)


AZIM Premji adalah pengusaha muslim paling kaya di jagat ini. Kekayaan pria berkebangsaan India ini, seperti dilansir The Wall Street Journal belum lama ini, ditaksir mencapai US$ 17 miliar. Pengusaha muslim terkaya berikutnya adalah Suleiman Kerimov, ”jawara” asal Rusia, dengan total kekayaan US$ 14 miliar. Sementara Naseer Al-Kharafi dari Kuwait berada di urutan ketiga, dengan kekayaan mencapai US$ 11 miliar.

Yang menarik dari sosok Azim, di negerinya, ia hidup di kalangan minoritas. Lebih dari itu, negeri yang lebih dari 80% penduduknya pemeluk agama Hindu ini, kerap diwarnai pertentangan antargolongan. Bahkan, konflik yang terjadi terkadang berkembang menjadi bentrokan berdarah. Itu sebabnya, janganlah heran, kehidupan antar-umat beragama di negeri ini—terutama di kalangan pemeluk Hindu dan Islam—selalu dibumbui rasa saling curiga.

Oleh karena itu, menjadi pebisnis muslim yang sukses di India, sesungguhnya merupakan prestasi tersendiri. Contohnya adalah Azim. Pengusaha yang kini seluruh rambutnya telah berwarna perak ini, berkibar lewat Wipro Ltd. Berkat perusahaan yang didirikannya ini—yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI), Azim jadi kesohor karena berhasil membangun kawasan silicon city di Bangalore, India. Lebih dari itu, ia juga menikmati berkahnya menjadi orang terkaya di India selama kurun waktu 1999-2005.

Azim juga dikenal sebagai sosok pengusaha di India yang berhasil menanamkan budaya bisnis modern yang mampu memanfaatkan arus globalisasi di negerinya. Nyatanya, banyak pengusaha muda di India yang mengikuti jejaknya. Kini mereka mulai berkiprah di bisnis internasional.
Salah satu kunci keberhasilan Azim dalam berusaha adalah ia tidak membawa atribut keagamaan. Semua dilakukannya, semata-mata dengan pertimbangan ekonomi. Antara lain, ia tak pernah membeda-bedakan 70 ribu pekerjanya berdasarkan agama yang dipeluknya. Bahkan di setiap hari besar agama Islam, Azim tak pernah meliburkan karyawannya.

Begitu pula halnya ketika ia memutuskan siapa di antara karyawannya yang layak menduduki posisi di tingkat top management, pertimbangannya hanya berdasarkan pada prinsip-prinsip profesional. Karena itu, bisa dimaklumi, hanya beberapa orang yang seagama dengannya yang dapat duduk di jajaran direksi.

Tidak itu saja, selama menjalankan bisnis Azim jarang menyatakan bahwa dirinya seorang muslim. Yang selalu dikatakannya adalah bahwa ia merupakan warga negara India. Azim sadar betul, itulah konsekuensi yang harus ditanggungnya ketika menjalankan bisnis di negara yang sangat rentan dengan perbedaan agama.
Dirinya juga sadar betul bahwa di negeri dengan penduduk mencapai satu miliar ini, sebagian besar dari mereka masih hidup miskin. Karena itu, ia tak mau menunjukkan kemewahan yang dimilikinya kepada publik. Hal ini patut dilakoninya, karena negeri ini masih begitu rentan terhadap isu kesenjangan sosial. Sebagai seorang miliarder, sejatinya, Azim tergolong sosok pengusaha yang amat bersahaja.

Itu sebabnya pula, ke mana ia pergi, kendaraan yang ditumpanginya hanya sedan Ford Escort produksi 1995. Bahkan tak jarang, ketika tiba di Bandara Mumbai di Bangalore dari perjalanan ke luar negeri, ia lebih memilih naik taksi ke kantornya ketimbang dijemput kendaraan perusahaan. Ia juga menolak disediakan tempat parkir khusus bagi kendaraannya. Sosoknya yang amat bersahaja inilah yang mengantarkan Azim menjadi salah satu tokoh muslim yang paling dihormati di negerinya.

BERMITRA DENGAN SEJUMLAH RAKSASA IT
Kiprah Azim di dunia bisnis dimulai saat ia harus menggantikan posisi ayahnya yang meninggal dunia pada 1966. Ketika itu, sang ayah berkedudukan sebagai Direktur Utama Vanaspati, tak lain perusahaan keluarga yang bergerak di industri pertanian—khususnya minyak biji bunga matahari—yang dirintisnya. Saat menerima tongkat estafet kepemimpinan, Azim masih berumur 21 tahun dan baru saja menyelesaikan studinya di Jurusan Electrical Engineering, Stanford University, Amerika.
Memasuki periode 1970-an, Azim pun mulai mengarahkan perusahaan keluarga itu ke bisnis teknologi. Produk perdananya adalah membuat komponen untuk mesin hidrolik. Hingga pada 1997, Azim pun perlu mengubah nama perusahaan menjadi Wipro Products Limited.
Sebagai salah seorang warga India yang sempat mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri, tampaknya, Azim memiliki visi bisnis yang cukup tajam. Ia begitu yakin bahwa di masa datang bisnis informasi teknologi akan memegang peranan penting di dunia. Pandangannya itu akhirnya dinyatakan secara sungguh-sungguh pada 1980, bertepatan dengan strategi perusahaan yang mulai difokuskan ke bidang IT.
Di Indonesia nama Wipro memang masih terdengar asing. Namun sesungguhnya, perusahaan ini merupakan rekanan bisnis dari berbagai perusahaan raksasa yang bergerak di bisnis informasi teknologi, seperti Sun Microsystems, General Electric, dan Motorola. Dalam kemitraan ini, pihak Wipro berperan memasok berbagai produk teknologi yang selama ini dipasarkan oleh para industri raksasa itu. Berkat kerja sama ini, dua tahun lalu, Wipro dinobatkan sebagai perusahaan outsourcing (business process outsourcing)—khususnya di bidang informasi teknologi—terbesar di dunia.
Di tangan pria yang kini berumur 62 tahun itu, Wipro terus saja berkibar. Tahun lalu total pendapatan yang berhasil diraihnya mencapai US$ 3,47 miliar, dengan keuntungan bersih mencapai US$ 677 juta. Prestasi tergolong luar biasa bila dibandingkan dengan kinerja pada dua tahun lalu. Ketika itu, perusahaan ini ”hanya” berhasil mencatatkan pendapatan US$ 1,8 miliar dan laba bersih sebesar US$ 409 juta.
Azim juga dikenal sebagai konglomerat yang budiman. Sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaannya, selalu disumbangkan untuk kegiatan amal. Untuk menyalurkan kegiatan sosialnya, ia mendirikan Azim Premji Foundation. Salah satu kegiatannya adalah membantu pendidikan bagi generasi muda di India. Meski baru didirikan enam tahun lalu, yayasan ini telah mampu menyekolahkan tak kurang dari 1,8 juta anak di India. Azim Premji Foundation juga telah membentuk 25 organisasi sosial lainnya, yang diarahkan untuk membantu pengentasan kemiskinan di negerinya.
Lewat yayasan itu pula, berbagai karya nyata lainnya dibangun, di antaranya 900 gedung sekolah di 17 negara bagian di India. Menurut Azim, berkat kegiatan sosialnya ini ia berharap dapat memberikan kontribusi bagi rakyat India agar mereka bisa menjemput masa depan yang lebih baik. Amien.

Beberapa prestasi yang bisa mengilhami sejauh mana pencapaian Azim Premji dengan Wipronya ini, antara lain :

• Pengusaha Muslim Terkaya di Dunia
• Urutan ke-21 “Orang Terkaya di Dunia” Versi Forbes 2007
• “30 Pengusaha Terhebat Sepanjang Masa” Versi BusinessWeek, Juni 2007
• “10 Orang di Dunia yang Paling Mampu Membuat Perubahan” Versi Forbes, Mei 2003
• “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia” Versi Time, April 2004
• “100 Miliuner yang Paling Banyak Membuat Perubahan” Versi Financial Times, November 2004

Belum lagi beberapa predikat yang tidak kurang membuat kita semakin mengagumi sepak terjang Konglomerat India satu ini, yaitu :

• Penyedia jasa R&D independen terbesar di dunia
• Termasuk 3 besar penyedia jasa BPO di dunia
• Pendapatan per tahun mencapai 2,4 miliar dolar
• Termasuk 100 perusahaan teknologi paling terkemuka di dunia menurut Business Week
• Pada 2006, menempati urutan ke-7 dalam daftar 100 perusahaan outsourcing paling terkemuka di dunia
• Perusahaan jasa software pertama di dunia yang meraih SEI CMM Level 5
• Organisasi pertama di dunia yang mendapatkan PCMM (People Capability Maturity Model) Level 5
• Memenangi Risk Management Award dari majalah Financial Times-The Banker
• Perusahaan pertama di luar AS yang menerima IEEE Software Process Award
• Menerima Global Leadership Award dari Dale Carnegie

Minggu, 21 Oktober 2012

Yusuf Islam (Cat Stevens)


 kisah Yusuf Islam (Cat Stevens)

Biografi :




Cat Stevens (lahir dengan nama Stephen Demetre Georgiou, London, 21 Juli 1948, dan sekarang bernama Yusuf Islam) terutama dikenal sebagai seorang penulis lagu dari Britania Raya.

Pada awal karir musiknya, Georgiou mengambil nama Cat Stevens. Sebagai Cat Stevens, ia berhasil menjual 40 juta album, kebanyakan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Lagu-lagunya yang paling populer termasuk "Morning Has Broken", "Peace Train", "Moonshadow", "Wild World", "Father and Son", "Matthew and Son", dan "Oh Very Young".

Stevens menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam pada tahun 1978 setelah mengalami near-death experience. Ia lalu mengambil nama Yusuf Islam dan menjadi seorang pendakwah vokal agamanya yang baru. Satu dasawarsa kemudian ada kontroversi ketika ia melontarkan pernyataan mendukung fatwa yang dikeluarkan menentang penulis Salman Rushdie, dan pada tahun 2004 namanya kembali dibicarakan lagi setelah ia ditolak masuk Amerika Serikat karena nama ditemukan pada sebuah daftar tidak boleh terbang (no-fly list). Ternyata terjadi kekeliruan dan yang dicari adalah orang lain bernama Youssouf Islam.

Yusuf Islam sekarang tinggal di London bersama istri dan lima anaknya di mana ia seorang anggota jamaah yang aktif. Ia mendirikan yayasan kemanusiaan Small Kindness yang mulanya menolong korban kelaparan di Afrika dan sekarang membantu ribuan anak yatim dan keluarga di Balkan, Indonesia, dan Irak. Islam juga mendirikan yayasan kemanusiaan Muslim Aid tetapi meninggalkannya sebagai Ketua pendiri pada 1999.

KISAH YUSUF ISLAM YANG MENGHARUKAN 


“Aku dilahirkan di London, jantung dunia Barat. Aku dilahirkan di era televisi dan angkasa luar. Aku dilahirkan di era teknologi mencapai puncaknya di negara yang terkenal dengan peradabannya, negara Inggris. Aku tumbuh dalam masyarakat tersebut dan aku belajar di sekolah Katholik yang mengajarkanku tentang agama Nashrani sebagai jalan hidup dan kepercayaan. Dari sini pula aku mengetahui apa yang harus kuketahui tentang Allah, al-Masih ‘Alaihis-salaam dan taqdir, yang baik maupun yang buruk.”
“Mereka banyak memberitahuku tentang Allah, sedikit tentang al-Masih dan lebih sedikit lagi tentang Ruhul Qudus (Jibril).”
“Kehidupan di sekelilingku adalah kehidupan materi. Paham materialis gencar diserukan dari berbagai media informasi. Mereka mengajarkan, kekayaan adalah kekayaan harta benda yang sesungguhnya, dan kefakiran adalah ketiadaan harta benda secara hakiki. Amerika adalah contoh negara kaya dan negara-negara dunia ketiga adalah contoh kemiskinan, kelaparan, kebodohan, dan kepapaan.
Karena itu, aku harus memilih dan meniti jalan kekayaan, supaya aku bisa hidup bahagia; supaya aku dapat kenikmatan hidup. Karena itu, aku membangun falsafah hidup bahwa dunia tidaklah ada kaitannya dengan agama. Falsafah inilah yang aku jalani, agar aku mendapatkan kebahagiaan jiwa.”
“Lalu, aku mulai melihat kepada sarana untuk meraih kesuksesan. Dan, cara yang paling mudah -menurutku- adalah dengan membeli gitar, mengarang lagu, dan menyanyikannya sendiri. Aku lalu tampil di hadapan mereka. Inilah yang benar-benar aku lakukan dengan membawa nama “Cat Stevens”. Dan tidak berapa lama, yakni ketika aku berusia 18 tahun, aku telah menyelesaikan rekaman dalam delapan kaset. Setelah itu banyak sekali tawaran. Dan aku pun bisa mengumpulkan uang yang banyak. Di samping itu, pamorku pun mencapai puncak.”
“Ketika aku berada di puncak ketenaran, aku melihat ke bawah. Aku takut jatuh! Aku dihantui kegelisahan. Akhirnya, aku mulai minum minuman keras satu botol setiap hari, supaya memotivasi keberanianku untuk menyanyi. Aku merasa orang-orang di sekelilingku berpura-pura puas. Padahal, dari wajah mereka, tak seorang pun tampak puas, kepuasan yang sesungguhnya. Semuanya harus munafik, bahkan dalam jual beli dan mencari sesuap nasi, bahkan dalam hidup! Aku merasa, ini adalah sesat. Dari sini, aku mulai membenci kehidupanku sendiri. Aku menghindar dari orang banyak. Aku lalu jatuh sakit. Aku kemudian diopname di rumah sakit karena sakit paru-paru. Ketika di rumah sakit kondisiku lebih baik karena mengajakku berpikir.”
“Aku memiliki iman kepada Allah. Tetapi, gereja belum mengenalkanku siapakah Tuhan itu dan aku tak mampu sampai pada hakikat Tuhan sebagaimana yang dibicarakan gereja! Pikiranku buntu. Maka, aku memulai berpikir tentang jalan hidup yang baru. Aku memiliki buku-buku tentang akidah dan masalah ketimuran. Aku mencari tentang Islam dan hakikatnya. Dan seperti ada perasaan, aku harus menuju pada titik tujuan tertentu, tetapi aku tidak tahu keberadaan dan pengertiannya.”
“Aku tidak puas berpangku tangan, duduk dengan pikiran kosong. Aku mulai berpikir dan mencari kebahagiaan yang tidak kudapatkan dalam kekayaan, ketenaran, puncak karir maupun di gereja. Maka aku mulai mengetuk pintu Budha dan falsafah China. Aku pun mempelajarinya. Aku mengira, kebahagiaan adalah dengan mencari berita apa yang akan terjadi di hari esok, sehingga kita bisa menghindari keburukannya. Aku berubah menjadi penganut paham Qadariyyah. Aku percaya dengan bintang-bintang, mencari berita apa yang akan terjadi. Tetapi, semua itu ternyata keliru.
Aku lalu pindah kepada ajaran komunis. Aku mengira bahwa kebajikan adalah dengan membagi kekayaan alam ini kepada setiap manusia. Tetapi, aku merasa bahwa ajaran komunis tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sebab, keadilan adalah engkau mendapat sesuai apa yang telah engkau usahakan, dan ia tidak lari ke kantong orang lain.”
“Lalu, aku berpaling pada obat-obat penenang. Agar aku memutuskan mata rantai berbagai pikiran dan kebimbangan yang menyesakkan. Setelah itu, aku mengetahui bahwa tidak ada akidah yang bisa memberikan jawaban kepadaku. Yang bisa menjelaskan kepadaku hakikat yang sedang aku cari. Aku putus asa. Dan ketika itu aku belum mengetahui tentang Islam sama sekali. Maka aku tetap pada keyakinanku semula, pada pemahamanku yang pertama, yang aku pelajari dari gereja. Aku menyimpulkan bahwa kepercayaan-kepercayaan yang aku pelajari itu adalah keliru. Dan bahwa gereja sedikit lebih baik daripadanya. Aku kembali lagi kepada gereja. Aku kembali mengarang musik seperti semula. Dan aku merasa Kristen adalah agamaku. Aku berusaha ikhlas demi agamaku. Aku berusaha mengarang lagu-lagu dengan baik. Aku berangkat dari pemikirang Barat yang bergantung pada ajaran-ajaran gereja. Yakni, ajaran yang memberikan inspirasi kepada manusia bahwa dia akan sempurna seperti Tuhan jika ia melakukan pekerjaannya dengan baik serta ia mencintai dan ikhlas terhadap pekerjaannya.”
“Pada tahun 1975 terjadi suatu yang luar biasa, yakni ketika saudara kandungku tertua memberiku sebuah hadiah berupa satu mushaf Alquran. Mushaf itu masih tetap bersamaku sampai aku mengunjungi al-Quds Palestina. Setelah kunjungan tersebut, aku mulai mempelajari kitab yang dihadiahkan oleh saudaraku itu. Suatu kitab yang aku tidak mengetahui apa isi di dalamnya, juga tak mengetahui apa yang dibicarakannya. Lalu aku mencari terjemahan Alquran al-Karim setelah aku mengunjungi al-Quds. Pertama kalinya, melalui Alquran aku berpikir tentang apa itu Islam. Sebab, Islam menurut pandangan orang Barat adalah agama yang fanatik dan sektarian. Dan umat Islam itu sama saja. Mereka adalah orang-orang asing, baik Arab maupun Turki. Kedua orang tua saya berdarah Yunani. Dan orang Yunani sangat benci kepada orang Turki Muslim. Karena itu, seyogyanya aku membenci Alquran yang merupakan agama dan pedoman orang-orang Turki, sebagai dendam warisan. Tetapi, aku memandang, aku harus mempelajarinya (terjemahannya). Tidak mengapa aku mengetahui isinya.”
“Sejak pertama, aku merasa bahwa Alquran dimulai dengan Bismillah (dengan nama Allah), bukan dengan nama selain Allah. Dan ungkapan Bismillahirrahmanirrahiim begitu sangat berpengaruh dalam jiwaku. Lalu surat al-Fatihah itu berlanjut dengan Faatihatul Kitab, Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Segala puji milik Allah Sang Pencipta sekalian alam, dan Tuhan segenap makhluk.
Sampai waktu itu, pemikiran saya tentang Tuhan begitu lemah tak berdaya. Mereka mengatakan kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah adalah Maha Esa, tetapi terbagi menjadi tiga dzat! Bagaimana? Saya tidak mengerti’!”
“Dan, mereka mengatakan kepadaku, “Sesungguhnya Tuhan kita bukanlah Tuhannya orang Yahudi.”
Adapun Alquran, maka ia mulai dengan beribadah kepada Allah Yang Maha Esa, Tuhan segenap alam semesta. Alqura menegaskan keesaan Sang Pencipta. Dia tidak memiliki sekutu yang berbagi kekuasaan dengan-Nya. Dan, ini adalah pemahaman baru bagiku. Sebelumnya, sebelum aku mengetahui Alquran, aku hanya mengetahui adanya pemahaman kesesuaian dan kekuatan yang mampu mengalahkan mu’jizat. Adapun sekarang, dengan pemahaman Islam, aku mengetahu bahwa hanya Allah semata yang mampu dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
“Hal itu masih dibarengi dengan keimanan terhadap hari akhir dan bahwa kehidupan akhirat itu abadi. Jadi, tidaklah manusia itu dari segumpal daging kemudian berubah setiap hari kemudian menjadi debu, sebagaimana yang dikatakan oleh ahli biologi. Sebaliknya, apa yang kita lakukan dalam kehidupan dunia ini sangat menentukan keadaan yang akan terjadi dalam kehidupan di akhirat nanti. Alquran-lah yang menyeruku kepada Islam. Maka aku pun memenuhi seruannya. Adapun gereja yang menghancurkanku dan membuatku lelah dan letih, maka dialah yang mengantarkanku kepada Alquran. Yakni, ketika aku tidak mampu menjawab berbagai pertanyaan jiwa dan kalbuku.”
“Di dalam Alquran aku melihat sesuatu yang asing. Ia tidak sama dengan kitab-kitab lain. Ia tidak mengandung beberapa bagian atau sifat-sifat yang ada dalam kitab-kitab agama lain yang telah kubaca. Di sampul Alquran juga aku tidak mendapatkan nama pengarangnya. Karena itu, aku yakin betul dengan makna wahyu yang Allah wahyukan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diutus-Nya. Kini aku telah memahami dengan jelas betul tentang perbedaan Alquran dengan Injil yang ditulis oleh tangan-tangan pengarang yang berbeda-beda sehingga melahirkan kisah-kisah yang bertentangan.
Aku berusaha untuk mencari kesalahan di dalam Alquran, tetapi aku tidak menemukannya. Semua isi Alquran adalah sesuai dengan pemikiran keesaan Allah yang murni. Dari sini, aku mulai mengenal tentang apa itu Islam.”
“Alquran bukanlah satu-satunya risalah. Sebaliknya, di dalam Alquran didapatkan nama-nama semua nabi yang dimuliakan oleh Allah. Alquran tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Dan teori ini sangat logis. Sebab, jika anda beriman kepada seorang nabi dan tidak kepada yang lainnya, berarti anda telah mengingkari dan menghancurkan kesatuan risalah. Dari sejak itu, aku memahami bagaimana berantainya risalah sejak awal penciptaan manusia. Dan bahwa manusia sepanjang sejarah selalu terdiri dari dua barisan, mu’min dan kafir. Alquran telah menjawab semua hal yang kupertanyakan. Dengan demikian, aku merasa bahagia. Kebahagiaan mendapatkan kebenaran.”
“Aku mulai membaca Alquran semuanya, sepanjang satu tahun penuh. Aku mulai menerapkan pemahaman yang aku baca dari Alquran. Saat itu aku merasa bahwa akulah satu-satunya muslim di muka bumi ini. Lalu aku berpikir bagaimana aku menjadi muslim yang sesungguhnya. Maka aku pergi ke masjid London dan aku mengumumkan keislamanku. Aku mengatakan, ‘Asyhadu anlaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah’.”
“Ketika itu, aku yakin bahwa Islam yang kupeluk adalah risalah yang berat, bukan suatu pekerjaan yang selesai dengan sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat. Aku telah dilahirkan kembali. Dan aku telah mengetahui ke mana aku berjalan bersama saudara-saudara muslimku yang lainnya. Sebelumnya, aku sama sekali tidak pernah menemui salah seorang dari mereka. Seandainya pun ada seorang muslim yang menemuiku dan mengajakku kepada Islam, tentu aku menolak ajakkannya, karena keadaan umat Islam yang diremehkan dan diolok-olok oleh media informasi Barat. Bahkan, media umat Islam sendiri sering mengolok-olok hakikat Islam. Mereka justru sering mendukung berbagai kedustaan dan kebohongan yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam, padahal mereka ini tidak mampu memperbaiki bangsa mereka sendiri yang kini telah dihancurkan oleh penyakit-penyakit akhlak, sosial, dan sebagainya.”
“Aku telah mempelajari Islam dari sumbernya yang utama, yaitu Alquran. Selanjutnya, aku mempelajari sejarah hidup (sirah) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bagaimana beliau dengan perilaku dan sunnahnya mengajarkan Islam kepada umat Islam. Aku lalu mengetahui kekayaan yang agung dari kehidupan dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku sudah lupa musik. Aku bertanya kepada kawan-kawanku, “Apa aku mesti melanjutkan karir musikku?” Mereka menasihatiku agar aku berhenti, sebab musik akan melalaikan dari mengingat Allah. Dan itu bahaya besar. Aku menyaksikan pemuda-pemudi yang meninggalkan keluarga mereka dan hidup di tengah-tengah musik dan lagu. Ini adalah sesuatu yang tidak diridhai oleh Islam, yang menganjurkan dibangunnya generasi-generasi tangguh.”
Itulah sekilas kisah islamnya seorang penyanyi terkenal dari Inggris. Ia setelah memeluk Islam mengubah namanya menjadi Yusuf Islam. Allah telah mengganti segala yang ia dapatkan dari musik yang kemudian dia tinggalkan dengan hidayah iman kepada-Nya yang tak dapat dibandingkan dengan apa pun jua.
Al-Islam – Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Idonesia

Sumber : http://id.wikipedia.org , http://tokoh-muslim.blogspot.com , http://islam.blogsome.com

Imam Bukhari

 IMAM BUKHARI

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan sebutan Imam Bukhari, karena beliau lahir di kota Bukhara, Turkistan.

Sewaktu kecil Al Imam Al Bukhari buta kedua matanya. Pada suatu malam ibu beliau bermimpi melihat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam yang mengatakan, “Hai Fulanah (yang beliau maksud adalah ibu Al Imam Al Bukhari, pent), sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putramu karena seringnya engkau berdoa”. Ternyata pada pagi harinya sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putranya.

Ketika berusia sepuluh tahun, Al Imam Al Bukhari mulai menuntut ilmu, beliau melakukan pengembaraan ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Mesir, dan Syam.

Guru-guru beliau banyak sekali jumlahnya. Di antara mereka yang sangat terkenal adalah Abu ‘Ashim An-Nabiil, Al Anshari, Makki bin Ibrahim, Ubaidaillah bin Musa, Abu Al Mughirah, ‘Abdan bin ‘Utsman, ‘Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, Shadaqah bin Al Fadhl, Abdurrahman bin Hammad Asy-Syu’aisi, Muhammad bin ‘Ar’arah, Hajjaj bin Minhaal, Badal bin Al Muhabbir, Abdullah bin Raja’, Khalid bin Makhlad, Thalq bin Ghannaam, Abdurrahman Al Muqri’, Khallad bin Yahya, Abdul ‘Azizi Al Uwaisi, Abu Al Yaman, ‘Ali bin Al Madini, Ishaq bin Rahawaih, Nu’aim bin Hammad, Al Imam Ahmad bin Hanbal, dan sederet imam dan ulama ahlul hadits lainnya.

Murid-murid beliau tak terhitung jumlahnya. Di antara mereka yang paling terkenal adalah Al Imam Muslim bin Al Hajjaj An Naisaburi, penyusun kitab Shahih Muslim. Al Imam Al Bukhari sangat terkenal kecerdasannya dan kekuatan hafalannya. Beliau pernah berkata, “Saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak shahih”. Pada kesempatan yang lain belau berkata, “Setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya sebutkan sanad (rangkaian perawi-perawi)-nya”.

Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, “Apakah engkau hafal sanad dan matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun (maksudnya : kitab Shahih Bukhari, pent.)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang samar bagi saya”.

Anugerah Allah kepada Al Imam Al Bukhari berupa reputasi di bidang hadits telah mencapai puncaknya. Tidak mengherankan jika para ulama dan para imam yang hidup sezaman dengannya memberikan pujian (rekomendasi) terhadap beliau. Berikut ini adalah sederet pujian (rekomendasi) termaksud: Muhammad bin Abi Hatim berkata, “Saya mendengar Ibrahim bin Khalid Al Marwazi berkata, “Saya melihat Abu Ammar Al Husein bin Harits memuji Abu Abdillah Al Bukhari, lalu beliau berkata, “Saya tidak pernah melihat orang seperti dia. Seolah-olah dia diciptakan oleh Allah hanya untuk hadits”.

Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata, “Saya tidak pernah meliahat di kolong langit seseorang yang lebih mengetahui dan lebih kuat hafalannya tentang hadits Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dari pada Muhammad bin Ismail (Al Bukhari).”Muhammad bin Abi Hatim berkata, “ Saya mendengar Abu Abdillah (Al Imam Al Bukhari) berkata, “Para sahabat ‘Amr bin ‘Ali Al Fallaas pernah meminta penjelasan kepada saya tentang status (kedudukan) sebuah hadits. Saya katakan kepada mereka, “Saya tidak mengetahui status (kedudukan) hadits tersebut”. Mereka jadi gembira dengan sebab mendengar ucapanku, dan mereka segera bergerak menuju ‘Amr. Lalu mereka menceriterakan peristiwa itu kepada ‘Amr. ‘Amr berkata kepada mereka, “Hadits yang status (kedudukannya) tidak diketahui oleh Muhammad bin Ismail bukanlah hadits”.

Al Imam Al Bukhari mempunyai karya besar di bidang hadits yaitu kitab beliau yang diberi judul Al Jami’ atau disebut juga Ash-Shahih atau Shahih Al Bukhari. Para ulama menilai bahwa kitab Shahih Al Bukhari ini merupakan kitab yang paling shahih setelah kitab suci Al Quran.

Hubungannya dengan kitab tersebut, ada seorang ulama besar ahli fikih, yaitu Abu Zaid Al Marwazi menuturkan, “Suatu ketika saya tertidur pada sebuah tempat (dekat Ka’bah –ed) di antara Rukun Yamani dan Maqam Ibrahim. Di dalam tidur saya bermimpi melihat Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau berkata kepada saya, “Hai Abu Zaid, sampai kapan engaku mempelajari kitab Asy-Syafi’i, sementara engkau tidak mempelajari kitabku? Saya berkata, “Wahai Baginda Rasulullah, kitab apa yang Baginda maksud?” Rasulullah menjawab, “ Kitab Jami’ karya Muhammad bin Ismail”. Karya Al Imam Al Bukhari yang lain yang terkenal adalah kita At-Tarikh yang berisi tentang hal-ihwal para sahabat dan tabi’in serta ucapan-ucapan (pendapat-pendapat) mereka. Di bidang akhlak belau menyusun kitab Al Adab Al Mufrad. Dan di bidang akidah beliau menyusun kitab Khalqu Af’aal Al Ibaad.

Ketakwaan dan keshalihan Al Imam Al Bukhari merupakan sisi lain yang tak pantas dilupakan. Berikut ini diketengahkan beberapa pernyataan para ulama tentang ketakwaan dan keshalihan beliau agar dapat dijadikan teladan.

Abu Bakar bin Munir berkata, “Saya mendengar Abu Abdillah Al Bukhari berkata, “Saya berharap bahwa ketika saya berjumpa Allah, saya tidak dihisab dalam keadaan menanggung dosa ghibah (menggunjing orang lain).”

Abdullah bin Sa’id bin Ja’far berkata, “Saya mendengar para ulama di Bashrah mengatakan, “Tidak pernah kami jumpai di dunia ini orang seperti Muhammad bin Ismail dalam hal ma’rifah (keilmuan) dan keshalihan”.
Sulaim berkata, “Saya tidak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri semenjak enam puluh tahun orang yang lebih dalam pemahamannya tentang ajaran Islam, leblih wara’ (takwa), dan lebih zuhud terhadap dunia daripada Muhammad bin Ismail.”

Al Firabri berkata, “Saya bermimpi melihat Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam di dalam tidur saya”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada saya, “Engkau hendak menuju ke mana?” Saya menjawab, “Hendak menuju ke tempat Muhammad bin Ismail Al Bukhari”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam berkata, “Sampaikan salamku kepadanya!”

Al Imam Al Bukhari wafat pada malam Idul Fithri tahun 256 H. ketika beliau mencapai usia enam puluh dua tahun. Jenazah beliau dikuburkan di Khartank, nama sebuah desa di Samarkand. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Al Imam Al Bukhari.

Sumber:
Syiar A’laam An-Nubala’ karya Al Imam Adz-Dzahabi
http://www.ahlussunnah-jakarta.org/

Kamis, 18 Oktober 2012

Antara Mencicil HP dan Kambing Kurban


Antara Mencicil HP dan Kambing Kurban


Arin tertegun merenungi, ternyata tahun 2007 akan segera berakhir. Masih terngiang di ingatan Arin ketika dirinya berniat berkurban tahun ini. Cita-cita yang tak lagi kesampaian seperti halnya tahun lalu. Arin memandangi rekening tabungannya. Pemasukan dari penghasilannya lumayan sudah, tapi pengeluarannya juga tidak sedikit. Entah kenapa, semenjak pendapatannya mulai bertambah, kebutuhan hidupnya pun juga terus meningkat.
Arin ingat, dulu ketika bekerja dengan disambi kuliah, Arin masih sempat menyisihkan sebagian uangnya untuk berkurban. Padahal Arin tahu benar, hampir setiap hari Arin harus jungkir balik dari pagi hingga malam. Paginya, Arin mengerjakan pekerjaan freelance di daerah Depok. Siangnya, musti berlari ke kampus yang jaraknya lumayan jauh di Jakarta Pusat. Hampir setiap hari begitu. Jadi, tak jarang ketika uangnya habis untuk ongkos-ongkos, Arin meminjam uang dari ibunya yang hanya mengandalkan gaji pensiunan janda.
Aneh, pikir Arin saat ini. Dulu, ketika kuliah dan kerja, Arin sanggup menyisihkan uang untuk kurban. Menabung tiap bulan dari 50.000 sampai 100.000 hingga pada bulan Dzulhijah, Arin bisa membeli kambing, walau hanya mampu kelas B. Sekarang, begitu Arin tidak lagi berkuliah dan hanya bekerja. Jangankan untuk berkurban, Arin bingung dengan begitu banyaknya kebutuhan yang tiba-tiba.
Banyak sekali keinginan dan kebutuhan Arin yang tak terbendung. Sebagian sudah terlaksana, sebagian lain belum. Kalau dipikir memang ada beberapa kebutuhan yang benar-benar penting. Tapi, tak jarang juga, itu hanya sekadar keinginan semata.
Hidup prihatin yang Arin jalani saat itu mengajarkan Arin untuk mengatur uang sedemikian rupa dan menabung untuk bisa berkurban. Hidup berlebih di kemudian hari, sepertinya menenggelamkan Arin pada keinginan-keinginan yang belum tercapai sebelumnya.
Beberapa waktu lalu, Arin memiliki Hp dengan nilai jutaan rupiah, mencicil dari sebuah pusat penjualan elektronik. Hp sebelumnya telah rusak dan menurut Arin, itu adalah salah satu benda primer. Rencananya, setelah selesai mencicil Hp, Arin akan mencicil motor. Menurut Arin ini juga kebutuhan primer. Motor tersebut akan dipakai Arin untuk transportasi ke kantornya.
Tapi, kemudian Arin bingung. Hp-nya kini telah di tangan. Iklan motor bebek ada di meja belajarnya. Harga kambing yang ditawarkan kemarin tidak mencapai 800.000. tidak lebih dari harga Hp Arin. Tapi, ketika melihat tabungan, Arin tak lagi mendapatkan angka yang dia inginkan.
Arin jadi ingat, dia sempat mendapat nasihat dari pengajarnya dulu di kampus. Dosen Arin itu membenarkan kalau berkurban tampak berat begitu langsung mengeluarkannya dan memberi solusi dengan menabung terlebih dahulu. Seperti halnya Hp yang Arin cicil. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa mencicil Hp saja bisa, sedangkan berkurban seekor kambing yang nilainya pahala, justru tidak bisa.
============ ========= ====
Mungkin banyak orang yang mengalami apa yang dialami Arin. Begitu banyak keinginan dan kebutuhan di kala penghasilan sudah mulai meningkat. Aturan matematika, ketika kebutuhan cukup menjadi tidak berlaku. Entah karena pola konsumerisme yang mulai menggerogoti atau itulah pola ekonomi secara umum. Padahal, kalau dihitung matematika, dengan penghasilan Arin yang sekarang, dia bisa berkurban dengan mudahnya. Tapi, yang terjadi malah tidak bisa sama sekali. Arin berkutat pada kebutuhan pribadi. Seolah tak akan pernah usai dan tak ada habisnya
Pernahkah kita berpikir bersama. Seringnya, nilai uang menjadi cukup besar ketika kita ingin menyalurkan ke baitul Maal, tapi lain halnya ketika dibawa ke Mall. Nilai Rp20.000 menjadi besar ketika kita ingin memasukkan ke tabung di mesjid pada waktu sholat jumat. Tapi begitu kecil ketika kita bawa ke mall. Tidak cukup untuk beli sepatu, kalau makan pun hanya bisa beli paket murah meriah.
Banyak dari kita silau dengan kehidupan duniawi. Seolah-olah segalanya yang terpajang di etalase adalah kebutuhan kita. Padahal, sering itu hanya tipuan sesaat. Yah, pikiran saat itu, benda ini ”perlu”, tapi sebenarnya hanya ”ingin”.
Seyogyanya, ketika sanggup untuk mencicil kebutuhan duniawi, kenapa malah justru sulit mencicil tabungan akhirat. Kalau segalanya dimulai dengan menabung terlebih dahulu. kita bisa mendisiplinkan diri untuk memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan .
Bahkan kita bisa saja memulai tabungan haji dari hari ini, bahkan bisa dimulai dengan nilai 5.000 perak. Saya teringat dengan tetangga saya yang mengais rezekinya dari berdagang di warung. Keinginannya begitu besar untuk pergi haji. Kemudian, ibu warung, biasa dia dipanggil, mulai bertanya pada tetangganya yang telah pergi haji. ”Nabung, Bu” Ibu warung pun mulai menabung dan siapa yang menduga. Akhirnya, biaya naik haji tersebut tertutup dengan rezeki yang tak diduga sebelumnya. Subhanallah, beliau sudah haji setelah beberapa tahun kemudian, beliau dipanggil oleh Allah Swt.
Subhanallah, kalau memang sudah niat untuk beribadah di jalan Allah, pasti ada jalan ke luar yang diberikan Allah. Seperti yang dialami bu warung dan Arin di masa prihatinnya. Sekarang, tinggal bagaimana kita mau memprioritaskan ke mana rezeki yang telah kita dapatkan dari Allah Swt.

sumber :http://www.kisahteladan.com

Belajar Dari Tukang Bakso

Belajar Dari Tukang Bakso

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik – rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.
Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,…terdengar suara tek…tekk.. .tek…suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat…, ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau
bakso ?
“Mauuuuuuuuu. …”, secara serempak dan kompak anak - anak asuhku
menjawab.
Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. …
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya
membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.

“Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan ? Barangkali ada tujuan ?” “Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita – cita penyempurnaan iman “.
“Maksudnya.. ..?”, saya melanjutkan bertanya.
“Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :
1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga.
2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.
3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus
menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat………..sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.
Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : “Iya memang bagus…,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang
mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya….”.
Ia menjawab, ” Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.
Definisi “mampu” adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, “mampu”, maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita”.
“Masya Allah…, sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso”.

Sumber : http://www.kisahteladan.com

Selasa, 16 Oktober 2012

SURAT UNTUK ALLAH


SURAT UNTUK ALLAH

Aku bangun pagi seperti kebiasaanku, meski hari ini adalah hari liburku. Putri kecilku, Rima pun demikian. la juga terbiasa bangun lebih cepat.
Aku saat itu sedang duduk di depan mejaku sibuk dengan buku-buku dan lembar-lembar kertasku.
“Mama, apa yang engkau tulis?” tanya Rima.
“Aku menuliskan sepucuk Surat kepada Allah,” jawabku.
“Apakah Mama mengizinkan aku untuk membacanya??” tanya Rima lagi.
“Tidak, Sayangku. Surat-suratku ini sangat khusus dan aku tidak mau seorang pun membacanya,”jawabku.
Rima pun keluar dari ruang kerjaku dengan hati yang sedih. Namun ia telah terbiasa dengan itu semua. Aku memang selalu menolaknya.
Kejadian itu telah berlalu selama beberapa minggu. Untuk pertama kalinya, aku pergi ke kamar Rima. Rima gugup saat melihatku masuk. Duhai, mengapa ia tiba-tiba menjadi gugup??
“Rima, apa yang engkau tulis?” tanyaku.
la semakin gugup. Namun ia menjawab: “Tidak Mama, ini adalah kertas-kertas rahasiaku.”
Menurut Anda, apakah yang ditulis oleh seorang anak perempuan berusia 9 tahun dan ia takut jika ada yang melihatnya?!
“Aku menulis Surat kepada Allah seperti yang Mama lakukan,” ujarnya lagi.
Tapi tiba-tiba ia memotong sendiri ucapannya dengan mengatakan: “Tapi apakah semua yang kita tuliskan akan terwujud, wahai Mama??”
“Tentu saja, putriku. Karena Allah Maha mengetahui segala sesuatu.,” jawabku.
Ia tidak mengizinkanku untuk membaca apa yang ia tulis. Aku pun keluar meninggalkan kamarnya. Aku mendatangi Rasyid, suamiku, untuk membaca koran seperti biasa. Aku membaca koran itu, tapi pikiranku melayang memikirkan putri kecilku.
Rasyid rupanya memperhatikan kegelisahanku. la mengira bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab kesedihanku. Ia berusaha menenangkanku bahwa ia akan mendatangkan seorang pembantu atau perawat untuk meringankan bebanku.
Duhai Tuhanku, aku tidak pernah berpikir seperti ini. Aku pun memeluk kepalanya dan mencium keningnya yang selama ini begitu lelah dan berpeluh keringat demi aku dan putriku, Rima.
Dan hari ini, ia mengira aku sedih karena itu semua. Aku menjelaskan padanya apa yang menyebabkan kesedihan dan kegelisahanku.
Hari itu, Rima pergi ke sekolah. Dan ketika ia pulang, ia menemukan seorang dokter ada di rumahnya. la segera berlari untuk melihat ayahnya yang sedang didudukkan di sebuah kursi. Rima duduk di sampingnya dan menghiburnya dengan canda dan bisikan cintanya.
Sang dokter menjelaskan kepadaku bagaimana kondisi Rasyid yang memburuk, lalu ia pergi. Aku pura-pura lupa bahwa Rima masih anak-anak. Tanpa ampun, aku berterus terang kepadanya apa yang dikatakan dokter kepadaku, bahwa jantung ayahnya yang menyimpan begitu banyak cinta untuknya semakin melemah. Ia tidak akan hidup lebih dari tiga minggu. Segera saja tangisan Rima pecah. Dan ia terus menangis sambil mengulangi ucapannya: “Mengapa semua ini terjadi pada Papa? Mengapa?”
“Doakanlah kesembuhan untuknya, wahai Rima. Engkau harus menjadi anak yang pemberani dan jangan pernah lupa akan rahmat Allah, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Karena engkau adalah putri Papa satu-satunya,” ujar Sang ibu.
Rima terdiam mendengarkan ibunya. la melupakan kesedihannya dan menelan semua rasa sakitnya. Keberaniannya tiba-tiba muncul dan ia berkata: “Ayahku tidak akan matil”
Di setiap pagi, Rima mencium pipi ayahnya yang hangat. Namun hari itu, ketika ia mencium ayahnya, ia memandangi sang ayah dengan pandangan lembut, lalu berkata: “Ayah, andai saja engkau bisa mengantarku satu hari saja seperti teman-temanku yang lain.”
Sebuah kesedihan langsung membuatnya larut, namun ia berusaha menyembunyikannya. la mengatakan; “Insya Allah, hari itu akan datang. Ayah akan mengantarmu ke sekolah, Rima.”
Ia mengucapkan itu meski ia yakin bahwa sakitnya itu tidak akan mampu menyempurnakan kegembiraan putri kecilnya.
Aku mengantarkan Rima ke sekolah. Dan ketika aku tiba di rumah, entah mengapa sebuah keisengan menggodaku untuk melihat surat-surat yang pernah dituliskan Rima kepada Allah. Aku mencarinya di meja belajarnya, namun tak menemukan apapun. Dan setelah begitu lama mencari, tidak juga ada hasil.
Aduh, di mana gerangan surat-surat itu?! Apakah ia merobek-robeknya setelah ia menulisnya?!
Mungkin ada di sini. Selama ini Rima begitu menyayangi kotak ini. Berkali-kali ia memintanya dariku, maka aku pun mengosongkan isinya dan memberikan kotak itu kepadanya.
Tuhanku, kotak ini berisi begitu banyak surat dan semuanya untuk Allah!
“Ya Tuhan … ya Tuhan .. semoga anjing tetangga kami akhirnya mati, karena ia selalu menakutiku!!”
“Ya Tuhan, semoga kucing kami melahirkan begitu banyak anak kucing. Itu untuk mengganti anak-anaknya yang mati!!”
“Ya Tuhan,  semoga sepupuku akhirnya lulus, karena aku mencintainya!!”
“Ya Tuhan, semoga bunga-bunga di taman rumah kami begitu cepat menjadi besar, agar setiap hari aku dapat memetik setangkai bunga dan memberikannya kepada ibu guruku.”
Dan banyak lagi surat-surat lain yang semuanya begitu polos. Dan di antara surat paling lucu yang aku baca adalah ketika ia menuliskan:
“Ya Tuhan..ya Tuhan..jadikanlah akal pembantu kami semakin cerdas, karena ia telah membuat ibuku lelah…”
Ya Allah, semua surat itu isinya benar-benar dikabulkan. Sejak lebih dari seminggu, anjing tetangga kami mati! Kucing kami telah mempunyai anak-anak, Ahmad – sepupunya-  juga lulus dengan cemerlang dan bunga-bunga di taman kami memang menjadi besar sehingga Rima setiap hari memetik sekuntum bunga untuk diberikan kepada ibu gurunya.
Ya Allah, tapi mengapa ia tidak pernah mendoakan kesembuhan untuk ayahnya agar ia tidak terbebani dengan penyakitnya?!!
Aku menjadi begitu bingung, andai saja ia mendoakan ayahnya. Kebingungan itu tidak terputus kecuali oleh deringan telepon yang mengganggu. Pembantu mengangkatnya lalu memanggilku: “Nyonya, ada telpon dari ibu guru.!”
Ibu guru?! Ada apa dengan Rima?! Apakah ia melakukan sesuatu?!
Ibu guru itu kemudian menceritakan kepadaku bahwa Rima jatuh dari lantai 4 ketika ia sedang berjalan menuju rumah ibu gurunya yang tidak hadir. Ia ingin memberinya setangkai bunga dan ketika ia melihat dari balkon, bunga itu jatuh dan Rima pun ikut terjatuh.
Sungguh sebuah dentuman yang sangat keras yang tak mampu aku pikul, begitu pula Rasyid. Akibat keterkejutannya Yang begitu dahsyat, ia mengalami stroke di mulutnya. Dan sejak hari itu, ia tidak lagi mampu berbicara.
“Mengapa Rima bisa tewas seperti itu?”
Aku sungguh-sungguh tidak bisa memahami berita bahwa putri tercintaku telah tiada..
Setiap hari aku menipu diriku sendiri dengan pergi ke sekolahnya seakan-akan aku masih mengantarnya pergi ke sana.
Aku melakukan segala sesuatu yang dahulu senang dilakukan putri kecilku. Setiap sudut rumah selalu mengingatkanku tentangnya. Aku terkenang pada suara tawanya yang selalu memenuhi rumah kami dengan kehidupan.
Bertahun-tahun telah berlalu sejak kematiannya dan seakan-akan itu terjadi hari ini.
Suatu hari, pada pagi hari Jum’at, tiba-tiba pembantu kami datang tergopoh-gopoh dan mengatakan bahwa ia mendengarkan ada suara yang berasal dari kamar Rima.
Ya Tuhanku, apakah masuk akal jika Rima kembali lagi?? Ini sungguh sebuah kegilaan dan mustahil.
“Engkau mungkin hanya mengkhayal,” ujarku kepada pembantu kami.
Aku sendiri belum pernah menginjakkan kakiku ke kamar itu sejak kematian Rima. Rasyid bersikeras agar aku pergi ke sana dan melihat apa yang terjadi.
Aku memasukkan kunci ke pintu dengan hati yang penuh debar. Kubuka pintu dan aku tidak bisa menguasai diriku.
Aku duduk menangis dan menangis. Aku melemparkan tubuhku ke atas tempat tidurnya. Ranjang itu berderik. Oh, aku ingat.
Sudah berulang kali Rima mengatakan padaku kalau tempat tidurnya selalu berderik dan mengeluarkan suara jika ia bergerak. Dan aku selalu lupa memanggil tukang kayu untuk memperbaikinya. Ah, tapi sekarang tidak ada gunanya lagi.
Tapi apa yang telah menimbulkan suara keras yang dikatakan pembantu kami?
Oh, rupanya itu adalah suara papan hiasan dinding bertuliskan ayat kursi yang jatuh. Dulu, Rima selalu berusaha membaca ayat itu setiap hari hingga ia menghafalnya. Dan ketika aku mengangkat papan itu untuk menggantungkannya kembali, aku menemukan selembar kertas yang diletakkan di belakangnya.
Ya Tuhan, ini adalah salah satu dari sekian banyak surat-suratnya. Menurut ANda, apakah gerangan yang tertulis dalam surat itu? Dan mengapa ia meletakkannya di balik tulisan ayat yang mulia itu?
Ini benar-benar salah satu surat yang dituliskan Rima kepada Allah. Di dalamnya tertulis:
“Ya Tuhanku..ya Tuhanku…biarlah aku mati dan Papa-ku tetap hidup.”
Sumber: Chicken Soup For Muslimah, Qashash Mu’atstsirah Jiddan lil Fatayat, ALi bin Husain Sindi, Penerbit Sukses Publishing
Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam
Silahkan di Share, Copas, Dan Lain-Lain, Dengan Tetap Mencantumkan Sumbernya.

mengapa bangsa Yahudi begitu jenius dan unggul dalam banyak hal


Menjawab pertanyaan mengapa bangsa Yahudi begitu jenius dan unggul dalam banyak hal. Be Care!!!


Ini adalah pelajaran yang sangat berharga untuk kita semua, mari direnungkan. 

Bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi.

Allah Ta'ala memang telah menganugrahkan kepada bangsa Yahudi suatu kelebihan berupa otak yang cemerlang. Dan sungguh sangat menarik mengetahui kenapa orang Yahudi begitu pintar dan mempunyai kelebihan dibanding bangsa-bangsa lain di atas dunia ini. Tentu saja dalam hal ini hanyalah sebatas kelebihan dalam hal urusan keduniawian...

"dan Facebook yang sedang kita gunakan ini pun adalah hasil karya mereka"...

Berikut ini sebuah artikel yang akan memaparkan sedikit sebab dari fenomena kelebihan mereka ini.

Marilah kita simak dengan seksama artikel di bawah ini, kemudian membahasnya bersama di kolom komentar dan jangan lupa mari kita SHARE / BAGIKAN agar saudara-saudara kita juga mempunyai kesempatan membaca artikel berharga ini.



Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.



Persiapan Melahirkan
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"
Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Cara Makan
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),"
ungkapnya.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

ROKOK
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

1 - 6 SD
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !" katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Sekolah Menengah - Perguruan Tinggi
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan.. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

PENDIDIKAN ANAK DI PALESTINA
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
"Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
"Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?"

Majalah Sabili

Tambahan :

* Jika ada buah, mendahulukan makan buah sebelum makan berat adalah sesuai dengan sunnah/cara makan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam.
* Memanah, berkuda, dan berenang adalah olahraga yang paling dianjurkan oleh Rasulullah Sallalahu 'alaqihi wasallam kepada ummatnya.
* Untuk ibu yang sedang mengandung, sangat dianjurkan untuk sering membaca atau mendengarkan Al-Qur'an.

Yahudi dan Babi

Setelah diedit
Wah ternyata pada tulisan saya ini sebelum di-edit, saya benar-benar salah paham dan salah informasi tentang kebiasaan orang yahudi memakan babi. Ternyata orang yahudi juga sama dengan orang Islam, yaitu tidak memakan Babi...
Jazakumullahu Khoir akhi Arlinda Herman 'Jr atas koreksinya.

Yahudi dan ROKOK

Sebagaimana kita telah baca dalam artikel diatas, rokok adalah barang yang tabu bagi mereka. Akan tetapi tahukah anda Philip Morris adalah seorang Yahudi, adalah pemilik perusahaan rokok yang telah menguasai 50% pasar rokok di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, HM Sampoerna adalah termasuk milik Philip Morris.

Jadi apa yang bisa anda banggakan wahai perokok??? Bertaubatlah.

Wallahu 'alam

Terimakasih

Semoga bermanfaat.

Silahkan di SHARE / BAGIKAN agar saudara-saudara kita juga mempunyai kesempatan membaca artikel berharga ini.



by: Tinta "mad-ink" Husein